Memelihara Amal
Firman Allah
SWT :
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْآ اَطِيْعُوا اللهَ وَ اَطِيْعُوا
الرَّسُوْلَ وَ لاَ تُبْطِلُوْآ اَعْمَالَكُمْ. محمد:33
Hai orang-orang
yang beriman, thaatlah kepada Allah dan thaatlah kepada Rasul dan janganlah kamu
merusakkan (pahala) amal-amalmu. [QS. Muhammad : 33]
وَ لاَ تَكُوْنُوْا كَالَّتِيْ نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ
اَنْكَاثًا، تَتَّخِذُوْنَ اَيْمَانَكُمْ دَخَلاً بَيْنَكُمْ اَنْ تَكُوْنَ اُمَّةٌ
هِيَ اَرْبى مِنْ اُمَّةٍ، اِنَّمَا يَبْلُوْكُمُ اللهُ بِه، وَ لَيُبَيّنَنَّ
لَكُمْ يَوْمَ اْلقِيمَةِ مَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ. النحل:92
Dan janganlah kamu
seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan
kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu
sebagai alat penipu diantaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih
banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu
dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari qiyamat akan dijelaskan-Nya kepadamu
apa yang dahulu kamu perselisihkan itu. [QS. An-Nahl : 92]
ذلِكَ هُدَى اللهِ يَهْدِيْ بِه مَنْ يَّشَآءُ مِنْ عِبَادِه، وَ لَوْ
اَشْرَكُوْا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ. الانعام:88
Itulah petunjuk
Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya
diantara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya
lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. [QS. Al-An’aam :
88]
وَ لَقَدْ اُوْحِيَ اِلَيْكَ وَ اِلىَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَ، َلاِنْ
اَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَ لَتَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخسِرِيْنَ. الزمر: 65
Dan sesungguhnya
telah diwahyukan kepadamu dan kepada (Nabi-nabi) yang sebelummu, “Jika kamu
mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu, dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugi”. [QS. Az-Zumar : 65]
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تُقَدّمُوْا بَيْنَ يَدَيِ اللهِ وَ
رَسُوْلِهِ وَ اتَّقُوا اللهَ، اِنَّ اللهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ(1) ياَيُّهَا
الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تَرْفَعُوْا اَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيّ وَ لاَ
تَجْهَرُوْا لَه بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ اَنْ تَحْبَطَ
اَعْمَالُكُمْ وَ اَنْتُمْ لاَ تَشْعُرُوْنَ(2) اِنَّ الَّذِيْنَ يَغُضُّوْنَ
اَصْوَاتَهُمْ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ اُولئِكَ الَّذِيْنَ امْتَحَنَ اللهُ
قُلُوْبَهُمْ لِلتَّقْوى، لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّ اَجْرٌ عَظِيْمٌ(3) الحجرات
Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(1)
Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan
janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara)
sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu
sedangkan kamu tidak menyadari. (2)
Sesungguhnya
orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah
orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertaqwa. Bagi mereka
ampunan dan pahala yang besar. (3) [QS. Al-Hujuraat :
1-3]
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ
كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلّ سُنْبُلَةٍ مّائَةُ
حَبَّةٍ، وَ اللهُ يُضعِفُ لِمَنْ يَّشَآءُ، وَ اللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ(261)
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ ثُمَّ لاَ يُتْبِعُوْنَ
مَا اَنْفَقُوْا مَنًّا وَّ لآَ اَذًى لَّهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبّهِمْ، وَ لاَ
خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَ لاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ(262) قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّ
مَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَآ اَذًى، وَ اللهُ غَنِيٌّ
حَلِيْمٌ(263) البقرة
Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafqahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (pahala) bagi siapa yang
Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
(261)
Orang-orang yang
menafqahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang
dinafqahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak
menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka.
Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(262)
Perkataan yang
baik dan pemberian ma’af lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu
yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.
(263) [QS. Al-Baqarah :
261-263]
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تُبْطِلُوْا صَدَقتِكُمْ بِالْمَنّ
وَ اْلاَذى كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَه رِئَآءَ النَّاسِ وَ لاَ يُؤْمِنُ بِاللهِ
وَ اْليَوْمِ اْلاخِرِ، فَمَثَلُه كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَه
وَابِلٌ فَتَرَكَه صَلْدًا، لاَ يَقْدِرُوْنَ عَلى شَيْءٍ مّمَّا كَسَبُوْا، وَ
اللهُ لاَ يَهْدِى اْلقَوْمَ اْلكفِرِيْنَ(264) وَ مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ
اَمْوَالَهُمُ ابْتِغَآءَ مَرْضَاتِ اللهِ وَ تَثْبِيْتًا مّنْ اَنْفُسِهِمْ
كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ اَصَابَهَا وَابِلٌ فَاتَتْ اُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ،
فَاِنْ لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ، وَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
بَصِيْرٌ(265) البقرة
Hai orang-orang
beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang
menafqahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di
atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia
bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka
usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
(264)
Dan perumpamaan
orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridlaan Allah dan untuk
keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang
disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat.
Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu perbuat. (265) [QS. Al-Baqarah :
264-265]
Hadits-hadits
Nabi SAW :
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ:
اِنَّ اَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ اْلقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اُسْتُشْهِدَ
فَاُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟
قَالَ: قَاتَلْتُ فِيْكَ حَتَّى اُسْتُشْهِدْتُ. قَالَ: كَذَبْتَ. وَ لكِنَّكَ
قَاتَلْتَ ِلاَنْ يُقَالَ جَرِئٌ، فَقَدْ قِيْلَ. ثُمَّ اُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى
وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فِى النَّارِ. وَ رَجُلٌ تَعَلَّمَ اْلعِلْمَ وَ
عَلَّمَهُ وَ قَرَأَ اْلقُرْانَ، فَاُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا.
قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ اْلعِلْمَ وَ عَلَّمْتُهُ وَ
قَرَأْتُ فِيْكَ اْلقُرْانَ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَ لكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ اْلعِلْمَ
لِيُقَالَ عَالِمٌ وَ قَرَأْتَ اْلقُرْانَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ، فَقَدْ قِيْلَ.
ثُمَّ اُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فِى النَّارِ. وَ
رَجُلٌ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ وَ اَعْطَاهُ مِنْ اَصْنَافِ اْلمَالِ كُلّهِ
فَاُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟
قَالَ: مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيْلٍ تُحِبُّ اَنْ يُنْفَقَ فِيْهَا اِلاَّ
اَنْفَقْتُ فِيْهَا لَكَ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَ لكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ
جَوَادٌ، فَقَدْ قِيْلَ. ثُمَّ اُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ اُلْقِيَ
فِى النَّارِ. مسلم 3: 1514
Dari Abu Hurairah
RA, ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
yang pertama akan diberi keputusan pada hari qiyamat ialah seorang yang mati
syahid, lalu ia dibawa dan dihadapkan kepada ni’mat (kebaikan-kebaikan)nya, maka
ia mengakuinya. Allah berfirman, “Apakah yang kamu lakukan padanya ?”. Ia
menjawab, “Saya telah berjuang untuk-Mu hingga mati syahid”. Allah berfirman,
“Kamu berdusta, tetapi kamu berjuang supaya disebut sebagai pahlawan dan orang
pemberani. Dan telah dikatakan orang yang demikian itu”. Kemudian diperintahkan
(kepada malaikat), lalu ia diseret pada mukanya dan dilemparkan ke neraka.
(Kedua) seorang yang belajar ilmu, mengajarkannya dan membaca Al-Qur’an. Lalu ia
dibawa dan dihadapkan kepada ni’mat (kebaikan-kebaikan)nya, maka ia mengakuinya.
Allah berfirman, “Apakah yang kamu lakukan padanya ?”. Ia menjawab, “Saya
mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Qur’an hanya untuk-Mu”.
Allah berfirman, “Kamu berdusta, tetapi kamu mempelajari ilmu supaya disebut
sebagai seorang yang alim, dan kamu membaca Al-Qur’an supaya disebut sebagai
seorang yang pandai membaca Al-Qur’an, dan telah dikatakan orang yang demikian
itu”. Kemudian diperintahkan (kepada malaikat), lalu ia diseret pada mukanya dan
dilemparkan ke neraka. (Ketiga) seorang hartawan yang diberi bermacam-macam
kekayaan oleh Allah, lalu ia dibawa dan dihadapkan kepada ni’mat
(kebaikan-kebaikan)nya, maka ia mengakuinya. Allah berfirman, “Apakah yang kamu
lakukan padanya ?”. Ia menjawab, “Tidak satu jalanpun yang Engkau sukai agar
jalan itu diberi harta, melainkan sudah saya beri dengan harta itu semata-mata
untuk-Mu”. Allah berfirman, “Kamu berdusta, tetapi kamu berbuat yang demikian
itu agar disebut sebagai orang yang dermawan, dan telah dikatakan orang yang
demikian itu”. Kemudian diperintahkan (kepada malaikat) lalu ia diseret pada
mukanya dan dilemparkan ke neraka”. [HR. Muslim juz 3, hal.
1514]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَتَدْرُوْنَ
مَا اْلمُفْلِسُ؟ قَالُوْا: اْلمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَ لاَ
مَتَاعَ. فَقَالَ: اِنَّ اْلمُفْلِسَ مِنْ اُمَّتِى يَأْتِى يَوْمَ اْلقِيَامَةِ
بِصَلاَةٍ وَ صِيَامٍ وَ زَكَاةٍ وَ يَأْتِى قَدْ شَتَمَ هذَا وَ قَذَفَ هذَا وَ
اَكَلَ مَالَ هذَا وَ سَفَكَ دَمَ هذَا وَ ضَرَبَ هذَا. فَيُعْطَى هذَا مِنْ
حَسَنَاتِهِ، وَ هذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ. فَاِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ اَنْ
يُقْضَى مَا عَلَيْهِ اُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ
فِى النَّارِ. مسلم 4: 1997
Dari Abu Hurairah
RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah kamu orang yang pailit
(bangkrut) itu ?”. Para shahabat menjawab, “Orang yang bangkrut diantara kami
ialah orang yang tidak punya dirham dan tidak punya barang-barang”. Nabi SAW
bersabda, “Orang yang bangkrut dari ummatku ialah orang yang datang pada hari
qiyamat lengkap dengan membawa (pahala) shalat, puasa dan zakatnya, tetapi
disamping itu ia telah mencaci ini, menuduh itu, memakan hartanya ini,
menumpahkan darah itu dan memukul ini. Lalu diberikanlah kepada si ini dari
(pahala) kebaikan amalnya dan diberikan kepada si itu dari (pahala) kebaikan
amalnya. Dan apabila telah habis (pahala) kebaikannya, padahal belum terbayar
semua tuntutan orang lain kepadanya, maka diambillah dari dosa-dosanya orang
yang pernah dianiaya itu lalu ditanggungkan kepadanya, kemudian ia dilemparkan
ke neraka”. [HR. Muslim
juz 4, hal. 1997]
ثَلاَثَةٌ لاَ يَنْفَعُ مَعَهُنَّ عَمَلٌ: اَلشّرْكُ بِاللهِ، وَ
عُقُوْقُ اْلوَالِدَيْنِ، وَ اْلفِرَارُ مِنَ الزَّحْفِ. الطبرانى فى المعجم الكبير 2: 95 رقم 1420
Ada tiga perkara
yang menjadikan amal seseorang tidak berguna : 1. syirik kepada Allah, 2.
durhaka kepada kedua orang tua, dan 3. lari dari
medan perang (sebagai pengecut). [HR. Thabrani di dalam Mu’jamul Kabir juz
2, hal. 95, no. 1420, dlaif, karena di dalam sanadnya ada perawi bernama Yazid
bin Rabi’ah]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِيَّاكُمْ وَ
اْلحَسَدَ، فَاِنَّ اْلحَسَدَ يَأْكُلُ اْلحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ
اْلحَطَبَ، اَوْ قَالَ: اْلعُشْبَ. ابو داود، ضعيف لانه فى اسناده جد ابراهيم بن ابى اسيد و هو
مجهول
Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Hati-hatilah
kalian terhadap dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan kebaikan
sebagaimana api memakan kayu bakar”,
atau beliau bersabda, “(memakan)
rumput”.
[HR. Abu Dawud juz 4, hal. 276, no. 4903, dla’if
karena dalam sanadnya ada kakeknya Ibrahim bin Abu
Usaid, ia majhul]
عَنِ الزُّبَيْرِ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: دَبَّ اِلَيْكُمْ
دَاءُ اْلاُمَمِ قَبْلَكُمْ. اْلحَسَدُ وَ اْلبَغْضَاءُ. وَ اْلبَغْضَاءُ هِيَ
اْلحَالِقَةُ. اَمَّا اِنّى لاَ اَقُوْلُ تَحْلِقُ الشَّعَرَ وَ لكِنْ تَحْلِقُ
الدّيْنَ. البزار باسناد جيد و البيهقى، فى الترغيب و الترهيب 3:
548
Dari Zubair RA
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Akan menjalar kepadamu penyakit ummat-ummat
sebelummu, yaitu dengki dan kebencian yang sangat. Dan kebencian yang sangat itu
adalah pencukur. Adapun saya tidak mengatakan mencukur rambut, tetapi mencukur
agama”. [HR. Al-Bazzar
dengan sanad yang baik, dan Baihaqiy, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal.
548]
عَنْ صَفِيَّةَ عَنْ بَعْضِ اَزْوَاجِ النَّبِيّ ص عَنِ النَّبِيّ ص
قَالَ: مَنْ اَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةُ
اَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً. مسلم 4: 1751
Dari Shafiyah,
dari sebagian istri Nabi SAW, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa
datang kepada dukun, lalu menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak akan diterima
shalatnya selama empat puluh hari”. [HR. Muslim juz 4, hal.
1751]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ وَ اْلحَسَنِ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَنْ اَتَى
كَاهِنًا اَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا اُنْزِلَ
عَلَى مُحَمَّدٍ ص. احمد 2: 429
Dari Abu Hurairah dan Hasan, dari Nabi SAW, beliau bersabda,
“Barangsiapa
datang kepada dukun atau tukang ramal, lalu mempercayai apa yang dia katakan,
maka sungguh orang itu telah kafir kepada apa yang telah diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW”.
[HR. Ahmad juz 2, hal. 429, Munqathi’,
karena Khalas bin ‘Amr
tidak bertemu dengan Abu Hurairah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar