Menolong kaum dlu’afaa’
Firman Allah
SWT :
اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذّبُ بِالدّيْنِ(1) فَذلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ
اْليَتِيْمَ(2) وَ لاَ يَحُضُّ عَلى طَعَامِ اْلمِسْكِيْنِ(3) الماعون: 1-3
Tahukah kamu
(orang) yang mendustakan agama ? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan
tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. [QS. Al-Maa’uun :
1-3]
فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلاَ تَقْهَرْ(9) وَ اَمَّا السَّآئِلَ فَلاَ
تَنْهَرْ(10) الضحى:9-10
Adapun terhadap
anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang
minta-minta maka janganlah kamu menghardiknya. [QS. Adl-Dluha :
9-10]
فَلاَ اقْتَحَمَ اْلعَقَبَةَ(11) وَ مَآ اَدْريكَ مَا اْلعَقَبَةُ(12)
فَكُّ رَقَبَةٍ(13) اَوْ اِطْعَامٌ فِيْ يَوْمٍ ذِيْ مَسْغَبَةٍ(14) يَتِيْمًا ذَا
مَقْرَبَةٍ(15) اَوْ مِسْكِيْنًا ذَا مَتْرَبَةٍ(16) البلد:11-16
Maka tidakkah
sebaiknya (dengan hartanya itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar ?
Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu ? (yaitu) melepaskan budak
dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim
yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat faqir. [QS. Al-Balad :
11-16]
وَ الَّذِيْنَ فِيْ اَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُوْمٌ(24) لِلسَّآئِلِ وَ
اْلمَحْرُوْمِ(25). المعارج:24-25
Dan orang-orang
yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta
dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta). [QS. Al-Ma’aarij :
24-25]
لِلْفُقَرَآءِ الَّذِيْنَ اُحْصِرُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ لاَ
يَسْتَطِيْعُوْنَ ضَرْبًا فِى اْلاَرْضِ يَحْسَبُهُمُ اْلجَاهِلُ اَغْنِيَآءَ مِنَ
التَّعَفُّفِ، تَعْرِفُهُمْ بِسِيْميهُمْ لاَ يَسْئَلُوْنَ النَّاسَ اِلْحَافًا، وَ
مَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ فَاِنَّ اللهَ بِه عَلِيْمٌ. البقرة:273
(Berinfaqlah)
kepada orang-orang faqir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah, mereka tidak
dapat (berusaha) di bumi, orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya
karena memeihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat
sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apasaja
harta yang baik yang kamu nafqahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui. [QS.
Al-Baqarah : 273]
وَ اتِ ذَا اْلقُرْبى حَقَّه وَ اْلمِسْكِيْنَ وَ ابْنَ السَّبِيْلِ وَ
لاَ تُبَذّرْ تَبْذِيْرًا. الاسراء:26
Dan berikanlah
kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haqnya, kepada orang miskin dan orang
yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros. [QS. Al-Israa’ :
26]
اِنَّ الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ اَمْوَالَ اْليَتَامى ظُلْمًا اِنَّمَا
يَأْكُلُوْنَ فِيْ بُطُوْنِهِمْ
نَارًا وَ سَيَصْلَوْنَ سَعِيْرًا النساء: 10
Sesungguhnya
orang-orang yang memakan harta anak yatim secara dhalim, sebenarnya mereka itu
menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala (neraka).
[QS. An-Nisaa’ : 10]
وَ يَسْئَلُوْنَكَ عَنِ اْليَتمى قُلْ اِصْلاَحٌ لَّهُمْ خَيْرٌ، وَ
اِنْ تُخَالِطُوْهُمْ فَاِخْوَانُكُمْ، وَ اللهُ يَعْلَمُ اْلمُفْسِدَ مِنَ
اْلمُصْلِحِ، وَ لَوْ شَآءَ اللهُ َلاَعْنَتَكُمْ، اِنَّ اللهَ عَزِيْزٌ
حَكِيْمٌ. البقرة:220
Dan mereka
bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah, “Mengurus urusan mereka secara
patut adalah baik, dan jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu
dan Allah mengetahui siapa yang berbuat kerusakan dari yang mengadakan
perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan
kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. [QS. Al-Baqarah
: 220]
Hadits-hadits
Nabi SAW :
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اَنَا وَ كَافِلُ
اْليَتِيْمِ فِى اْلجَنَّةِ هكَذَا. وَ قَالَ بِاُصْبُعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَ
اْلوُسْطَى. البخارى 7: 76
Dari Sahl bin
Sa’ad, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Saya dan orang yang memelihara anak yatim
seperti ini di surga”. Sambil beliau mengisyaratkan dengan dua jari beliau,
yaitu jari telunjuk dan jari tengah”. [HR. Bukhari juz 7, hal.
76]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كَافِلُ
اْليَتِيْمِ لَهُ اَوْ لِغَيْرِهِ اَنَا وَ هُوَ كَهَاتَيْنِ فِى اْلجَنَّةِ. وَ
اَشَارَ مَالِكُ بِالسَّبَّابَةِ وَ اْلوُسْطَى. مسلم 4: 2287
Dari Abu Hurairah,
ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang memelihara anak yatim, baik
masih kerabatnya, ataupun anak orang lain, saya dan dia adalah seperti ini di
surga nanti”. Malik (perawi) mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari
tengah”. [Muslim juz 4,
hal. 2287]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ عَالَ
ثَلاَثَةً مِنَ اْلاَيْتَامِ كَانَ كَمَنْ قَامَ لَيْلَهُ وَ صَامَ نَهَارَهُ وَ
غَدَا وَ رَاحَ شَاهِرًا سَيْفَهُ فِى سَبِيْلِ اللهِ، وَ كُنْتُ اَنَا وَ هُوَ فِى
اْلجَنَّةِ اَخَوَيْنِ هَاتَيْنِ اُخْتَانِ، وَ اَلْصَقَ اُصْبُعَيْهِ
السَّبَّابَةَ وَ اْلوُسْطَى. ابن ماجه 2: 1213، ضعيف، في اسناده اسماعيل بن ابراهيم و هو
مجهول
Dari Ibnu ‘Abbas
RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang memelihara tiga anak
yatim, maka dia seperti orang yang selalu shalat malam, berpuasa di siang hari
serta datang dan pergi mengangkat pedangnya di jalan Allah. Keadaan saya dan dia
di surga bersaudara sebagaimana dua jari ini bersaudara”. Sambil beliau
merapatkan dua jari beliau, yaitu jari telunjuk dan jari tengah. [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1213, dlaif,
karena dalam sanadnya ada perawi yang bernama Isma’il bin Ibrahim, ia
majhul]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَجًلاً شَكَى اِلىَ رَسُوْلِ اللهِ ص
قَسْوَةَ قَلْبِهِ، فقَالَ لَهُ: اِنْ اَرَدْتَ تَلْيِيْنَ قَلْبِكَ فَاَطْعِمِ
اْلمِسْكِيْنَ وَ امْسَحْ رَأْسَ اْليَتِيْمِ. احمد 2: 263، ضعيف، فى اسناده رجل مبهم
Dari Abu Hurairah,
bahwasanya ada seorang laki-laki mengadu kepada Rasulullah SAW tentang hatinya
yang keras, maka (Nabi SAW) bersabda, “Jika kamu ingin hatimu menjadi lembut,
maka berilah makan kepada orang miskin dan usaplah kepala anak
yatim”. [HR. Ahmad juz 2,
hal. 263, dlaif karena di dalam sanadnya ada perawi yang tidak disebutkan
namanya]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: السَّاعِى
عَلَى اْلاَرْمِلَةِ وَ الْمِسْكِيْنِ كَالْمُجَاهِدِ فِى سَبِيْلِ
اللهِ. البحارى 7: 77
Dari Abu Hurairah
RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang menolong janda dan orang
miskin seperti orang yang berjihad di jalan Allah”. [HR. Bukhari juz 7, hal.
77]
عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ يَرْفَعُهُ اِلىَ النَّبِيّ ص قَالَ:
اَلسَّاعِى عَلَى اْلاَرْمَلَةِ وَ اْلمِسْكِيْنِ كَاْلمُجَاهِدِ فِى سَبِيْلِ
اللهِ اَوْ كَالَّذِى يَصُوْمُ النَّهَارَ وَ يَقُوْمُ اللَّيْلَ. البخارى 7: 76
Dari Shafwan bin
Sulaim, ia merafa’kannya kepada Nabi SAW, beliau bersabda, “Orang yang menolong
janda dan orang miskin adalah seperti orang yang berjihad di jalan Allah, atau
seperti orang yang senantiasa berpuasa di siang hari dan shalat malam di malam
harinya”. [HR. Bukhari,
juz 7, hal. 76]
عَنْ سَعْدٍ قَالَ: كُنَّا مَعَ النَّبِيّ ص سِتَّةَ نَفَرٍ فَقَالَ
الْمُشْرِكُوْنَ لِلنَّبِيّ ص: اُطْرُدْ هؤُلاءِ لاَ يَجْتَرِءُوْنَ عَلَيْنَا.
قَالَ وَكُنْتُ اَنَا وَ ابْنُ مَسْعُوْدٍ وَ رَجُلٌ مِنْ هُذَيْلٍ وَبِلاَلٌ
وَرَجُلاَنِ لَسْتُ اُسَمّيْهِمَا فَوَقَعَ فِى نَفْسِ رَسُوْلِ اللهِ ص مَاشَاءَ
اللهُ اَنْ يَقَعَ فَحَدَّثَ نَفْسَهُ فَاَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ وَلاَ
تَطْرُدِ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدوةِ وَالْعَشِيّ يُرِيْدُوْنَ
وَجْهَه. مسلم 4: 1878
Dari Sa’ad (bin
Abu Waqqash), ia berkata : Dahulu kami berenam (duduk) bersama Nabi SAW.
Tiba-tiba datang pemuka-pemuka kaum musyrikin dan berkata kepada Nabi SAW,
“Usirlah orang-orang itu dari sisimu supaya mereka tidak kurang ajar kepada
kami”. (Sa’ad) berkata : Kami berenam itu ialah, saya sendiri, Ibnu Mas’ud,
seorang laki-laki dari Hudzail, Bilal dan dua orang laki-laki, yang tidak saya
sebutkan namanya. Maka tergeraklah pada diri Rasulullah SAW apa yang membisikkan
di hati beliau maa
syaa-Allooh, kemudian Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat, Wa laa
tathrudilladziina yad’uuna robbahum bil ghodaati wal ‘asyiyyi yuriiduuna
wajhah (Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang selalu berdoa kepada
Tuhan mereka diwaktu pagi dan sore semata-mata mengharapkan keridlaan Allah. QS.
Al-An’aam : 52). [HR. Muslim juz 4, hal. 1878]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: شَرُّ الطَّعَامِ
طَعَامُ الْوَلِيْمَةِ يُمْنَعُهَا مَنْ
يَأْتِيْهَا وَ يُدْعَى اِلَيْهَا مَنْ يَأْبَاهَا. وَ مَنْ لَمْ يُجِبِ
الدَّعْوَةَ فَقَدْ عَصَى اللهَ وَرَسُوْلَهُ. مسلم 2: 1055
Dari Abu
Hurairah bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Seburuk-buruk makanan itu ialah makanan
walimah (jamuan makan) yangmana tidak diundang padanya orang-orang yang
memerlukannya dan diundang padanya orang-orang yang tidak memerlukannya. Dan
siapa yang tidak memenuhi undangan (walimah) berarti dia bermakshiyat kepada
Allah dan Rasul-Nya”. [HR.
Muslim juz 2, hal. 1055]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ: بِئْسَ الطَّعَامُ
طَعَامُ الْوَلِيْمَةِ يُدْعَى اِلَيْهِ اْلاَغْنِيَاءُ وَ يُتْرَكُ
الْفُقَرَاءُ. مسلم 2: 1054
Dari Abu Hurairah,
bahwasanya ia berkata, “Seburuk-buruk makanan, ialah makanan walimah yang
diundang padanya orang-orang kaya sedang orang-orang faqir
ditinggalkan”. [HR. Muslim
juz 2, hal. 1054]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: بَيْنَا رَجُلٌ
بِفَلاَةٍ مِنَ اْلاَرْضِ فَسَمِعَ صَوْتًا فِى سَحَابَةٍ: اِسْقِ حَدِيْقَةَ
فُلاَنٍ. فَتَنَحَّى ذلِكَ السَّحَابُ. فَاَفْرَغَ مَائَهُ فِى حَرَّةٍ. فَاِذَا
شَرْجَةٌ مِنْ تِلْكَ الشّرَاجِ قَدِ اسْتَوْعَبَتْ ذلِكَ اْلمَاءَ كُلَّهُ.
فَتَتَبَّعَ اْلمَاءَ. فَاِذَا رَجُلٌ قَائِمٌ فِى حَدِيْقَتِهِ يُحَوّلُ اْلمَاءَ
بِمِسْحَاتِهِ فَقَالَ لَهُ: يَا عَبْدَ اللهِ، مَا اسْمُكَ؟ قَالَ: فُلاَنٌ.
ِللاِسْمِ الَّذِى سَمِعَ فِى السَّحَابَةِ. فَقَالَ لَهُ: يَا عَبْدَ اللهِ، لِمَ
تَسْأَلُنِى عَنِ اسْمِى؟ فَقَالَ: اِنّى سَمِعْتُ صَوْتًا فِى السَّحَابِ الَّذِى
هذَا مَاؤُهُ يَقُوْلُ: اِسْقِ حَدِيْقَةَ فُلاَنٍ. ِلاسْمِكَ. فَمَا تَصْنَعُ
فِيْهَا؟ قَالَ: اَمَّا اِذْ قُلْتَ هذَا، فَاِنّى اَنْظُرُ اِلىَ مَا يَخْرُجُ
مِنْهَا، فَاَتَصَدَّقُ بِثُلُثِهِ، وَآكُلُ اَنَا وَ عِيَالِى ثُلُثًا، وَ اَرُدُّ
فِيْهَا ثُلُثَهُ. مسلم 4: 2288
Dari Abu Hurairah,
dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Suatu ketika ada seorang laki-laki berjalan di
suatu padang
pasir, lalu dia mendengar suara dari awan (yang berkata) : Siramilah
kebun si Fulan, kemudian awan itu segera bergerak dan mencurahkan airnya di
suatu tanah berbatu. Ternyata di situ ada selokan yang menampung semua air tadi.
Orang yang mendengar suara dari awan tadi lalu mengikuti aliran air itu,
tiba-tiba di situ ada seorang laki-laki yang berdiri di kebunnya sedang
memindahkan air dengan gayungnya. Lalu orang tadi bertanya kepadanya, “Hai hamba
Allah, siapakah namamu ?”. Lalu orang tersebut menjawab, “Fulan”. Yaitu nama
yang ia dengar dari awan tadi. Orang itu balik bertanya, “Hai hamba Allah,
kenapa engkau bertanya tentang namaku ?”. Lalu orang tadi menjawab,
“Sesungguhnya aku tadi mendengar suara dari awan yang ini airnya. Suara itu
mengatakan : “Siramilah kebun si Fulan”, yaitu namamu. Lalu apa yang kamu
lakukan terhadap kebunmu ?”. Orang yang memindahkan air tadi menjawab, “Jika kau
tanyakan itu, sesungguhnya yang kulakukan terhadap hasil kebunku ini adalah aku
sedeqahkan sepertiganya, aku makan bersama keluargaku yang sepertiga, dan aku
kembalikan untuk kebun ini sepertiganya”. [HR. Muslim juz 4, hal.
2288]
عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: رَأَى سَعْدٌ رض اَنَّ لَهُ
فَضْلاً عَلَى مَنْ دُوْنَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ ص: هَلْ تُنْصَرُوْنَ
وَتُرْزَقُوْنَ اِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ؟ البخارى 3: 225
Dari Mush’ab bin
Sa’ad (bin Abu Waqqash) RA, ia berkata : Sa’ad RA pernah menganggap bahwa
dirinya punya kelebihan (lebih utama) daripada orang-orang yang di bawahnya,
maka Nabi SAW bersabda, “Bukankah kalian diberi pertolongan dan diberi rezqi
karena orang-orang lemah kalian ?”. [HR. Bukhari juz 3, hal.
225]
عَنْ اَبِى الدَّرْدَاءِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ:
اِبْغُوْنِى فِى ضُعَفَائِكُمْ. فَاِنَّمَا تُرْزَقُوْنَ وَ تُنْصَرُوْنَ
بِضُعَفَائِكُمْ. الترميذى 3: 123 و قال: هذا حديث حسن صحيح
Dari Abu Dardaa’,
ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Mintalah kepadaku lantaran
orang-orang lemah kalian. Karena sesungguhnya kalian akan diberi rezqi dan
ditolong sebab orang-orang lemah diantara kalian”. [HR. HR Tirmidzi, juz 3, hal. 123, dan ia
berkata : Ini adalah hadits hasan shahih]
وَلِلنَّسَائِى بِنَحْوِهِ عَنْ سَعْدِ بْنِ اَبِى وَقَّاصٍ
بِزِيَادَةٍ: اِنَّمَا نَصَرَ اللهُ هَذِهِ اْلاُمَّةَ بِضَعِيْفِهَا
بِدَعْوَتِهِمْ وَصَلاَتِهِمْ وَاِخْلاَصِهِمْ. فى عون المعبود 184:7
Dan di dalam
haditsnya Nasai, seperti itu juga dari Sa’ad bin Abu Waqqash, dengan tambahan,
“Hanyasanya Allah akan menolong ummat ini lantaran orang-orang lemahnya, dengan
sebab doa mereka, shalat mereka dan keikhlashan mereka”. [Dalam ‘Aunul Ma’bud juz 7, hal.
184]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar