وَ الَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ وَ اْلمُؤْمِنتِ بِغَيْرِ مَا 
اكْتَسَبُوْا فَقَدِ احْتَمَلُوْا بُهْتَانًا وَّ اِثْمًا مُّبِيْنًا. الاحزاب:58
Dan 
orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang 
mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang 
nyata. 
[QS. Al-Ahzab : 58]
عَنْ اَنَسٍ عَنِ النَّبِيَّ ص قَالَ: لاَ يُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى 
يُحِبَّ ِلاَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ. البخارى
Dari 
Anas, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Tidak beriman seseorang diantara kalian 
sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia cinta untuk dirinya 
sendiri”. 
[HR. Bukhari]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: اَلْمُسْلِمُ 
مَنْ سَلِمَ اْلمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَ يَدِهِ. وَ اْلمُهَاجِرُ مَنْ 
هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ. البخارى
Dari 
‘Abdullah bin ‘Amr, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Orang Islam adalah orang 
yangmana orang Islam lainnya selamat dari lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah itu adalah orang yang hijrah dari apa yang 
dilarang Allah”. 
[HR Bukhari]
عَنْ اَبِى مُوْسَى قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلْمُؤْمِنُ 
لِلْمُؤْمِنِ كَاْلبُنْيَانِ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا. مسلم
Dari 
Abu Musa, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Orang 
mukmin bagi orang mukmin lainnya seperti sebuah bangunan, sebagiannya menguatkan 
sebagian yang lain”. 
[HR. Muslim].
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَثَلُ 
اَلْمُؤْمِنِيْنَ فِى تَوَادِّهِمْ وَ تَرَاحُمِهِمْ وَ تَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ 
اْلجَسَدِ. اِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ اْلجَسَدِ 
بِالسَّهَرِ وَ اْلحُمَّى. مسلم
Dari 
Nu’man bin Basyir, ia berkata : Rasulullah SAW 
bersabda, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling cinta dan kasih 
sayang mereka, seperti satu tubuh. Apabila ada satu anggota badan yang sakit, 
maka seluruh badan ikut merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan 
demam”. 
[HR. Muslim]
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: 
اَلْمُسْلِمُوْنَ كَرَجُلٍ وَاحِدٍ اِنِ اشْتَكَى عَيْنُهُ اشْتَكَى كُلُّهُ وَ 
اِنِ اشْتَكَى رَأْسُهُ اشْتَكَى كُلُّهُ. مسلم
Dari 
Nu’man bin Basyir, ia berkata : Rasulullah SAW 
bersabda, “Orang-orang Islam itu seperti satu badan. Jika matanya sakit, maka 
semuanya ikut sakit. Dan jika kepalanya sakit, maka semuanya ikut 
sakit”. 
[HR. Muslim]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَلْمُسْلِمُ 
اَخُو اْلمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ، وَ لاَ يَخْذُلُـهُ، وَ لاَ يَحْقِرُهُ. 
اَلتَّقْوَى ههُنَا. اَلتَّقْوَى ههُنَا. اَلتَّقْوَى ههُنَا. وَ يُشِيْرُ اِلَى 
صَدْرِهِ، بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ اَنْ يَحْقِرَ اَخَاهُ اْلمُسْلِمَ. 
كُلُّ اْلمُسْلِمِ عَلَى اْلمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَ عِرْضُهُ وَ 
مَالُهُ. مسلم
Dari 
Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Orang muslim itu 
saudaranya orang muslim lainnya, tidak boleh menganiayanya, tidak boleh 
mentelantarkannya dan tidak bolah merendahkannya. Taqwa itu di 
sini. Taqwa itu di sini. Taqwa 
itu di sini”. Beliau bersabda sambil menunjuk ke dada 
beliau. “Cukuplah seseorang berbuat jahat apabila dia merendahkan  
saudaranya sesama muslim. Setiap orang Islam terhadap orang Islam 
yang lain adalah haram darahnya, kehormatannya dan hartanya”. 
[HR. Muslim]
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رض قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ 
ص فِيْ مَسِيْرٍ فَخَفَقَ رَجُلٌ عَلَى رَاحِلَتِهِ، فَاَخَذَ رَجُلٌ سَهْمًا مِنْ 
كِنَانَتِهِ فَانْتَبَهَ الرَّجُلُ فَفَزِعَ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ 
يَحِلُّ لِرَجُلٍ اَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا. الطبرانى فى الكبير و رواته ثقات
Dari 
Nu’man bin Basyir RA ia berkata : Dahulu kami bersama 
Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan, lalu ada seseorang yang sedang ngantuk di 
atas kendaraannya. Kemudian ada seorang laki-laki lain 
mengambil anak panah orang yang ngantuk tersebut dari wadahnya. Maka orang itu terbangun dan terkejut ketakutan. Kemudian 
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak halal bagi seseorang membuat takut seorang muslim”. 
[HR. Thabrani dalam Al-Kabir, para perawinya orang-orang yang 
dapat dipercaya].
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيْدَ عَنْ جَدِّهِ رض 
اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: لاَ يَأْخُذَنَّ اَحَدُكُمْ مَتَاعَ 
اَخِيْهِ لاَعِبًا وَ لاَ جَادًّا. الترمذى و قال حديث حسن غريب
Dari 
Abdullah bin Sa’ib bin Yazid dari ayahnya dari kakeknya RA, bahwasanya ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Jangan sekali-kali 
seseorang dari kalian mengambil barang saudaranya, baik untuk bercanda ataupun 
sungguhan”. 
[HR. Tirmidzi, ia berkata “Hadits hasan 
gharib”]
عَنْ عَامِرِ بْنِ رَبِيْعَةَ رض اَنَّ رَجُلاً اَخَذَ نَعْلَ رَجُلٍ 
فَغَيَّبَهَا وَ هُوَ يَمْزَحُ، فَذَكَرَ ذلِكَ لِرَسُوْلِ اللهِ ص فَقَالَ 
النَّبِيُّ ص: لاَ تُرَوِّعُوا اْلمُسْلِمَ، فَاِنَّ رَوْعَةَ اْلمُسْلِمِ ظُلْمٌ 
عَظِيْمٌ. البزار و الطبرانى و ابو الشيخ بن حبان
Dari 
‘Amir bin Rabi’ah RA, bahwasanya ada seorang laki-laki mengambil sandal orang 
lain, lalu menyembunyikannya dengan maksud bercanda. Lalu orang (yang mempunyai 
sandal) tersebut melaporkan hal itu kepada Rasulullah SAW. Maka Nabi SAW bersabda, “Janganlah kalian membuat takut (susah) 
orang muslim, karena membuat takut (susah) orang muslim itu kedhaliman yang 
besar”. 
[HR. Al-Bazzar, Thabrani dan Abusy-Syaih Ibnu Hibban]
عَنْ اَبِى اْلحَسَنِ، وَ كَانَ عَقَبِيًّا بَدْرِيًّا رض قَالَ: كُنَّا 
جُلُوْسًا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فَقَامَ رَجُلٌ وَ نَسِيَ نَعْلَيْهِ، 
فَاَخَذَهُمَا رَجُلٌ فَوَضَعَهُمَا تَحْتَهُ، فَرَجَعَ الرَّجُلُ فَقَالَ: 
نَعْلَيَّ، فَقَالَ اْلقَوْمُ: مَا رَأَيْنَاهُمَا، فَقَالَ هُوَ ذِهِ، فَقَالَ: 
فَكَيْفَ بِرَوْعَةِ اْلمُؤْمِنِ؟ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّمَا 
صَنَعْتُهُ لاَعِبًا. فَقَالَ: فَكَيْفَ بِرَوْعَةِ اْلمُؤْمِنِ؟ مَرَّتَيْنِ اَوْ 
ثَلاَثًا. الطبرانى
Dari 
Abul Hasan, dan dia termasuk orang yang ikut perang Badar RA, ia berkata, “Dahulu kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW, 
lalu ada seorang laki-laki berdiri dan dia lupa mengambil sandalnya. Lalu sandal 
itu diambil oleh orang lain dan diletakkan di bawahnya. 
Kemudian orang yang punya sandal tersebut kembali dan bertanya, “Dimana sandal 
saya ?”. Orang-orang menjawab, “Kami 
tidak tahu”. Orang tersebut berkata, “Itu dia”. 
Maka Rasulullah SAW bersabda, “Bagaimana kalian membuat susah orang mukmin?”. Orang tersebut menjawab, “Ya Rasulullah, 
sesungguhnya saya melakukannya itu hanya bercanda”. Maka Rasulullah SAW 
bersabda, “Bagaimana kalian membuat susah orang mukmin 
?”. Beliau bersabda demikian dua atau tiga kali”. 
[HR. Thabrani]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ 
اَخَافَ مُؤْمِنًا كَانَ حَقًّا عَلَى اللهِ اَنْ لاَّ يُؤَمِّنَهُ مِنْ اَفْزَاعِ 
يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. الطبرانى
Dari 
Ibnu Umar RA ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW 
bersabda, “Barangsiapa membuat takut orang mukmin, maka Allah berhak tidak 
memberi keamanan padanya dari kesusahan-kesusahan hari qiyamat”. 
[HR. Thabrani].
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ 
نَظَرَ اِلَى مُسْلِمٍ نَظْرَةً يُخِيْفُهُ فِيْهَا بِغَيْرِ حَقٍّ اَخَافَهُ اللهُ 
يَوْمَ اْلقِيَامَةِ. الطبرانى و ابو الشيخ من حديث ابى هريرة.
Dari 
Abdullah bin ‘Amr RA ia berkata : Rasulullah SAW 
bersabda, “Barangsiapa memandang kepada orang muslim dengan pandangan yang 
menakutkan tanpa alasan yang benar, maka Allah akan menakutkannya pada hari 
qiyamat”. 
[HR. Thabrani, dan Abusy-Syaih meriwayatkan dari haditsnya Abu 
Hurairah]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: لاَ يُشِيْرُ 
اَحَدُكُمْ اِلَى اَخِيْهِ بِالسِّلاَحِ، فَاِنَّهُ لاَ يَدْرِى لَعَلَّ 
الشَّيْطَانَ يَنْزِعُ فِى يَدِهِ، فَيَقَعَ فِى حُفْرَةٍ مِنَ 
النَّارِ. البخارى و مسلم
Dari 
Abu Hurairah RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Tidak boleh seseorang 
dari kalian mengacungkan senjata pada saudaranya. Karena ia 
tidak tahu barangkali syaithan mencabut dari tangannya dan menjerumuskannya ke 
lubang neraka”. 
[HR. Bukhari dan Muslim].
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ اَبُو اْلقَاسِمِ ص: مَنْ 
اَشَارَ اِلَى اَخِيْهِ بِحَدِيْدَةٍ فَاِنَّ اْلمَلاَئِكَةَ تَلْعَنُهُ حَتَّى 
يَنْتَهِيَ، وَ اِنْ كَانَ اَخَاهُ ِلأَبِيْهِ وَ اُمِّهِ. مسلم
Dari 
Abu Hurairah RA ia berkata : Abul Qasim SAW bersabda, 
“Barangsiapa yang mengacungkan senjata tajam kepada saudaranya, maka para 
malaikat melaknatnya hingga menghentikannya, meskipun dia itu saudara seayah 
seibu (saudara kandungnya)”. 
[HR. Muslim]
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: سِبَابُ 
اْلمُؤْمِنِ فُسُوْقٌ وَ قِتَالُهُ كُفْرٌ. البخارى و مسلم و الترمذى و النسائى
Dari 
Ibnu Mas’ud RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, 
“Mencaci orang mukmin itu adalah suatu kefasikan dan memeranginya adalah suatu 
kekufuran". 
[HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasai]
عَنْ عَمْرٍو اَنَّهُ سَمِعَ جَابِرًا يَقُوْلُ: مَرَّ رَجُلٌ فِى 
اْلمَسْجِدِ بِسِهَامٍ فَقَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَمْسِكْ 
بِنِصَالِهَا. مسلم
Dari 
‘Amr ia mendengar Jabir berkata : 
Ada 
seorang laki-laki lewat di masjid dengan membawa anak panah. Maka Rasulullah SAW 
bersabda  
kepadanya, “Peganglah bagian tajamnya”. 
[HR. Muslim].
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ اَنَّ رَجُلاً مَرَّ بِاَسْهُمٍ فِى 
اْلمَسْجِدِ قَدْ اَبْدَى نَصُوْلَهَا. فَاُمِرَ اَنْ يَأْخُذَ بِنُصُوْلِهَا، كَىْ 
لاَ يَخْدِشَ مُسْلِمًا. مسلم
Dari 
Jabir bin Abdullah, bahwasanya ada seorang laki-laki lewat di masjid dengan 
membawa beberapa anak panah yang tampak ujung tajamnya. Maka 
dia disuruh supaya memegang bagian tajamnya agar tidak mengenai orang Islam 
lainnya. 
[HR. Muslim].
عَنْ اَبِى مُوْسَى اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِذَا مَرَّ 
اَحَدُكُمْ فِى مَجْلِسٍ اَوْ سُوْقٍ وَ بِيَدِهِ نَبْلٌ، فَلْيَأْخُذْ 
بِنِصَالِهَا. ثُمَّ لْيَأْخُذْ بِنِصَالِهَا. ثُمَّ لْيَأْخُذْ 
بِنِصَالِهَا. مسلم
Dari 
Abu Musa, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang diantara kalian 
berjalan lewat di majlis atau pasar, sedangkan dia membawa anak panah, maka 
hendaklah memegang ujung tajamnya. Kemudian hendaklah memegang 
ujung tajamnya. Kemudian hendaklah memegang ujung 
tajamnya”. 
[HR. Muslim].
عَنْ اَبِى مُوْسَى عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: اِذَا مَرَّ اَحَدُكُمْ 
فِى مَسْجِدِنَا اَوْ فِى سُوْقِنَا وَ مَعَهُ نَبْلٌ فَلْيُمْسِكْ عَلَى 
نِصَالِهَا بِكَفَّهِ. اَنْ يُصِيْبَ اَحَدًا مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ مِنْهَا 
بِشَيْءٍ اَوْ قَالَ: لِيَقْبِضْ عَلَى نِصَالِهَا. مسلم
Dari 
Abu Musa, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Apabila seseorang diantara kalian 
berjalan lewat di masjid kita atau di pasar kita, sedangkan dia membawa anak 
panah, maka hendaklah ia memegang ujung tajamnya dengan tapak tangannya supaya 
tidak mengenai seorang pun dari kaum muslimin dengan itu” Atau bersabda, “ 
Hendaklah ia menggenggam ujung tajamnya”. 
[HR. Muslim].
عَنْ عَلِيٍّ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَقُوْلُ اللهُ: 
اِشْتَدَّ غَضَبِى عَلَى مَنْ ظَلَمَ مَنْ لاَ يَجِدُ لَهُ نَاصِرًا 
غَيْرِى. الطبرانى فى الصغير و الاوسط
Dari 
Ali RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda : Allah 
berfirman, “Amat keras kemurkaan-Ku atas orang yang berbuat dhalim kepada orang 
yang tidak punya penolong selain Aku”. 
[HR. Thabrani di dalam Ash-Shaghir dan 
Al-Ausath].
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: مَنْ كَانَتْ 
عِنْدَهُ مَظْلَمَةٌ ِلأَخِيْهِ مِنْ عِرْضٍ اَوْ مِنْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ 
مِنْهُ اْليَوْمَ مِنْ قَبْلِ اَنْ لاَ يَكُوْنَ دِيْنَارٌ وَ لاَ دِرْهَمٌ اِنْ 
كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ اُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ. وَ اِنْ لَمْ 
تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ اُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ 
عَلَيْهِ. البخارى و الترمذى
Dari 
Abu Hurairah RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa yang pernah berbuat 
dhalim kepada saudaranya, baik tentang harta atau berupa apa saja, maka 
hendaklah minta halalnya (ridlanya) pada hari ini, sebelum dinar dan dirham 
tidak berlaku. (Karena) jika orang yang berbuat dhalim itu mempunyai amal shalih 
akan diambil darinya seukur perbuatan dhalimnya itu. 
Dan jika orang yang berbuat dhalim itu tidak  mempunyai kebaikan-kebaikan, maka 
diambilkan dari dosanya orang yang di dhalimi itu, lalu diberikan kepada orang 
yang berbuat dhalim”.[HR. 
Bukhari dan Tirmidzi]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَ تَدْرُوْنَ 
مَا اْلمُفْلِسُ؟ قَالُوْا: اَلْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَ لاَ 
مَتَاعَ، قَالَ: اِنَّ اْلمُفْلِسَ مِنْ اُمَّتِى مَنْ يَأْتِى يَوْمَ اْلقِيَامَةِ 
بِصَلاَةٍ وَ صِيَامٍ وَ زَكَاةٍ، وَ يَأْتِى وَ قَدْ شَتَمَ هذَا وَ قَذَفَ هذَا 
وَ اَكَلَ مَالَ هذَا وَ سَفَكَ دَمَ هذَا وَ ضَرَبَ هذَا، فَيُعْطَى هذَا مِنْ 
حَسَنَاتِهِ، وَ هذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَاِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ اَنْ 
يُقْضَى مَا عَلَيْهِ اُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ 
فِى النَّارِ. مسلم و الترمذى
Dari 
Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah kalian siapa orang 
yang pailit itu ?”. Para shahabat menjawab, “Orang yang 
pailit di kalangan kami adalah orang yang tidak mempunyai dirham dan orang yang 
tidak mempunyai barang-barang”. Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya orang yang 
pailit dari umatku ialah orang yang datang pada hari qiyamat dengan membawa 
pahala shalat, puasa dan zakat. Tetapi disamping itu dia telah mencaci ini, 
menuduh ini, makan hartanya ini, menumpahkan darahnya ini dan memukul ini. Maka diberikan kepada ini dari kebaikan-kebaikannya dan kepada ini 
dari kebaikan-kebaikannya. Kemudian jika telah habis 
kebaikan-kebaikannya padahal belum lunas yang menjadi tanggungannya, maka 
diambilkan dari dosa-dosanya orang yang pernah didhalimi itu dan diberikan 
kepadanya, kemudian ia dilemparkan ke neraka”. 
[HR. Muslim dan Tirmidzi].
Bersambung…
Ijin copy.. Jadzakallah Khoir
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus