كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً فَبَعَثَ اللهُ النَّبِيّنَ
مُبَشّرِيْنَ وَ مُنْذِرِيْنَ وَ اَنْزَلَ مَعَهُمُ اْلكِتبَ بِاْلحَقّ لِيَحْكُمَ
بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ، وَ مَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلاَّ
الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَآءَتْهُمُ اْلبَيّنتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ،
فَهَدَى اللهُ الَّذِيْنَ امَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ اْلحَقّ
بِاِذْنِه، وَ اللهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَآءُ اِلى صِرَاطٍ
مُّسْتَقِيْمٍ. البقرة: 213
Manusia itu adalah umat yang
satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi
sebagai pemberi khabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan
bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan diantara manusia
tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu
melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang
kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka
sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman
kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan
kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang
yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. [QS. Al-Baqarah
: 213]
Hadits-hadits Nabi SAW
:
عَنْ اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيّ اَنَّ رَجُلاً سَمِعَ رَجُلاً يَقْرَأُ
قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ يُرَدّدُهَا. فَلَمَّا اَصْبَحَ جَاءَ اِلَى النَّبِيّ ص
فَذَكَرَ لَهُ ذلِكَ وَ كَاَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ
ص: وَ الَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ اِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ اْلقُرْانِ. البخارى 8: 164
Dari Abu Sa’id
Al-Khudriy, sesungguhnya pernah seorang laki-laki mendengar seorang laki-laki
lain membaca “Qul
huwalloohu ahad”,
berulang kali. Pada pagi harinya laki-laki itu datang kepada Nabi SAW, lalu
menceritakan hal itu kepada beliau, seolah-olah laki-laki itu meremehkannya.
Rasulullah SAW bersabda, “Demi
Allah yang jiwaku ada pada genggaman-Nya, sesungguhnya (bacaan) itu berimbang
dengan sepertiga Al-Qur’an”. [HR. Bukhari juz 8, hal. 164]
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيّ ص اَنَّ النَّبِيَّ ص بَعَثَ رَجُلاً
عَلَى سَرِيَّةٍ، وَ كَانَ يَقْرَأُ ِلاَصْحَابِهِ فِى صَلاَتِهِ فَيَخْتِمُ بِقُلْ
هُوَ اللهُ اَحَدٌ. فَلَمَّا رَجَعُوْا ذَكَرُوْا ذلِكَ لِلنَّبِيّ ص، فَقَالَ:
سَلُوْهُ ِلاَيّ شَيْءٍ يَصْنَعُ ذلِكَ. فَسَأَلُوْهُ، فَقَالَ: ِلاَنَّهَا صِفَةُ
الرَّحْمنِ وَ اَنَا اُحِبُّ اَنْ اَقْرَأَ بِهَا. فَقَالَ النَّبِيُّ ص:
اَخْبِرُوْهُ اَنَّ اللهَ يُحِبُّهُ. البخارى 8: 164
Dari ‘Aisyah,
sesungguhnya Nabi SAW pernah mengutus seorang laki-laki bersama sekelompok
pasukan. Dia membaca (Al-Qur’an)
untuk teman-temannya dalam shalatnya. Dia mengakhiri
dengan “Qul
huwalloohu ahad”.
Ketika mereka kembali, mereka menuturkan hal itu kepada Nabi SAW. Beliau
bersabda, “Bertanyalah
kepadanya, mengapa dia berbuat demikian”.
Mereka lalu bertanya kepada laki-laki tersebut. Laki-laki itu menjawab, “Karena
sesungguhnya (bacaan) itu adalah sifat Yang Maha Pemurah. Aku suka bila aku membacanya”.
Nabi SAW bersabda, “Khabarkanlah
kepadanya bahwa Allah mencintainya”. [HR. Bukhari juz 8, hal. 164]
وَ مَا كَانَ النَّاسُ اِلاَّ اُمَّةً وَّاحِدَةً فَاخْتَلَفُوْا، وَ
لَوْلاَ كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ فِيْمَا فِيْهِ
يَخْتَلِفُوْنَ(19) وَ يَقُوْلُوْنَ لَوْلاَ اُنْزِلَ عَلَيْهِ ايَةٌ مّنْ رَّبّه، فَقُلْ
اِنَّمَا اْلغَيْبُ ِللهِ فَانْتَظِرُوْا، اِنّيْ مَعَكُمْ مّنَ
اْلمُنْتَظِرِيْنَ(20) يونس: 19-20
Manusia
dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena
suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi
keputusan diantara mereka, tentang apa yang mereka
perselisihkan itu.
(19)
Dan
mereka berkata, "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu keterangan
(mu’jizat)
dari Tuhannya ?". Maka katakanlah,
“Sesungguhnya
yang ghaib itu kepunyaan Allah; sebab itu tunggu (sajalah) olehmu, sesungguhnya
aku bersama kamu termasuk orang-orang yang menunggu. (20)
[QS. Yuunus : 19-20]
فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدّيْنِ حَنِيْفًا، فِطْرَتَ اللهِ الَّتِيْ فَطَرَ
النَّاسَ عَلَيْهَا، لاَ تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ، ذلِكَ الدّيْنُ اْلقَيّمُ وَ
لكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ(30) مُنِيْبِيْنَ اِلَيْهِ وَ اتَّقُوْهُ وَ اَقِيْمُوا الصَّلوةَ وَ لاَ
تَكُوْنُوْا مِنَ اْلمُشْرِكِيْنَ(31) مِنَ الَّذِيْنَ فَرَّقُوْا دِيْنَهُمْ وَ
كَانُوْا شِيَعًا، كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ(32) الروم: 30-32
Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fithrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah
itu.
Tidak ada perubahan pada fithrah Allah. (Itulah) agama
yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (30)
dengan
kembali bertaubat kepada-Nya dan bertaqwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat
dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah.
(31)
yaitu
orang-orang yang memecah belah agama mereka
dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan
apa yang ada pada golongan mereka (32)
[QS. Ar-Ruum : 30-32]
وَ لَوْ شَآءَ اللهُ لَجَعَلَهُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّ لكِنْ
يُّدْخِلُ مَنْ يَّشَآءُ فِيْ رَحْمَتِه، وَ الظّلِمُوْنَ مَا لَهُمْ مّنْ وَّلِيّ
وَّ لاَ نَصِيْرٍ(8) اَمِ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِه اَوْلِيَآءَ، فَاللهُ هُوَ
اْلوَلِيُّ وَ هُوَ يُحْيِى اْلمَوْتى وَ هُوَ عَلى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ(9)
الشورى: 8-9
Dan
kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi
Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam
rahmat-Nya.
Dan orang-orang yang dhalim tidak ada bagi mereka seorang
pelindung pun dan tidak pula seorang penolong. (8)
Atau
patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah
?. Maka Allah, Dialah Pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan
orang-orang yang mati dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(9)
[QS. Asy-Syuuraa : 8-9]
شَرَعَ لَكُمْ مّنَ الدّيْنِ مَا وَصّى بِه نُوْحًا وَّ الَّذِيْ
اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ وَ مَا وَصَّيْنَا بِه اِبْرهِيْمَ وَ مُوْسى وَ عِيْسى اَنْ
اَقِيْمُوا الدّيْنَ وَ لاَ تَتَفَرَّقُوْا فِيْهِ، كَبُرَ عَلَى اْلمُشْرِكِيْنَ
مَا تَدْعُوْهُمْ اِلَيْهِ، اللهُ يَجْتَبِيْ اِلَيْهِ مَنْ يَّشَآءُ وَ يَهْدِيْ
اِلَيْهِ مَنْ يُّنِيْبُ(13) وَ مَا تَفَرّقُوْآ اِلاَّ مِنْ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ
اْلعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ، وَ لَوْلاَ كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبّكَ اِلى
اَجَلٍ مُّسَمًّى لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ، وَ اِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا اْلكِتبَ
مِنْ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكّ مّنْهُ مُرِيْبٍ(14) فَلِذلِكَ فَادْعُ، وَ اسْتَقِمْ
كَمَآ اُمِرْتَ، وَ لاَ تَتَّبِعْ اَهْوَآءَهُمْ، وَ قُلْ امَنْتُ بِمَآ اَنْزَلَ
اللهُ مِنْ كِتبٍ، وَ اُمِرْتُ ِلاَعْدِلَ بَيْنَكُمُ، اللهُ رَبُّنَا وَ
رَبُّكُمْ، لَنَآ اَعْمَالُنَا وَ لَكُمْ اَعْمَالُكُمْ، لاَ حُجَّةَ بَيْنَنَا وَ
بَيْنَكُمْ، اللهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا، وَ اِلَيْهِ اْلمَصِيْرُ(15) وَ الَّذِيْنَ
يُحَآجُّوْنَ فِى اللهِ مِنْ بَعْدِ مَا اسْتُجِيْبَ لَه حُجَّتُهُمْ دَاحِضَةٌ
عِنْدَ رَبّهِمْ وَ عَلَيْهِمْ غَضَبٌ وَّ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ(16)
الشورى: 13-16
Dia
telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami
washiyatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu :
Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka
kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang kembali
(kepada-Nya). (13)
Dan
mereka (ahli kitab) tidak berpecah belah melainkan sesudah datangnya pengetahuan
kepada mereka
karena kedengkian antara mereka.
Kalau tidaklah karena sesuatu ketetapan yang telah ada dari
Tuhanmu dahulunya (untuk menangguhkan adzab) sampai kepada waktu yang
ditentukan, pastilah mereka telah dibinasakan. Dan
sesungguhnya orang-orang yang diwariskan kepada mereka Al-Kitab (Taurat dan
Injil) sesudah mereka, benar-benar berada dalam keraguan yang menggoncangkan
tentang kitab itu. (14)
Maka
karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana
diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah,
"Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan
supaya berlaku adil diantara kamu.
Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak
ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita, dan
kepada-Nya lah kembali (kita)". (15)
Dan orang-orang yang
membantah (agama) Allah sesudah agama itu diterima, maka bantahan mereka itu
sia-sia saja di sisi Tuhan mereka. Mereka
mendapat kemurkaan (Allah) dan bagi mereka adzab yang sangat keras. (16) [QS. Asy-Syuuraa : 13-16]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar