Yaasiin
qalbul qur’an
Hadits
ke-1
عَنْ قَتَادَةَ عَنْ اَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ
لِكُلّ شَيْءٍ قَلْبًا، وَ اِنَّ قَلْبَ اْلقُرْانِ يس. مَنْ قَرَأَهَا
فَكَاَنَّمَا قَرَأَ القُرْانَ عَشْرَ مَرَّاتٍ. الدارمى 2: 456، رقم: 3266
Dari
Qatadah, dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
bagi setiap sesuatu itu ada qalbu (hatinya), dan sesungguhnya qalbul
Qur’an
itu adalah surat
Yaasiin. Barangsiapa yang membacanya, seolah-olah ia membaca
Al-Qur’an
sepuluh kali”.
[HR. Darimiy juz 2, hal. 456, no. 3266]
Adapun
para perawi/sanad hadits tersebut adalah sebagai berikut :
Nabi
SAW --- Anas --- Qatadah --- Muqatil bin Hayyan --- Harun Abu Muhammad ---
Al-Hasan bin Shalih --- Humaid bin ‘Abdur
Rahman --- Muhammad bin Sa’id
--- Darimiy.
Hadits
ini dla’if
karena dalam sanadnya ada perawi yang bernama Harun Abu
Muhmammad.
Tirmidzi
mengatakan : ia itu majhul (mizaanul I’tidal
juz 4, hal. 288, no. 9178)
Di
tempat lain Tirmidzi juga mengatakan, “Hadits
ini gharib, dan Harun Abu Muhammad adalah majhul”.
[At-Tarikhul Kabir juz 8, hal. 226, no. 2815]
Hadits
ke-2
عَنْ قَتَادَةَ عَنْ اَنَسٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص: اِنَّ لِكُلّ
شَيْءٍ قَلْبًا، وَ قَلْبُ اْلقُرْانِ يس. وَ مَنْ قَرَأَ يس كَتَبَ اللهُ لَهُ
بِقَرَاءَتِهاَ قِرَاءَةَ القُرْانِ عَشْرَ مَرَّاتٍ. الترمذى عارضة الاحوذى 11: 15، رقم: 2887
Dari
Qatadah, dari Anas, ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya
bagi setiap sesuatu itu ada qalbu (hatinya), dan qalbul Qur’an
itu adalah surat
Yaasiin. Barangsiapa yang membaca surat Yaasiin, Allah mencatatnya dengan bacaan
itu sama dengan membaca Qur’an
sepuluh kali”.
[HR. Tirmidziy dalam ‘Aridlatul
Ahwadziy juz 11, hal. 15, no.
2887]
Adapun
sanad hadits ini sebagai berikut :
Nabi
SAW --- Anas --- Qatadah --- Muqatil bin Hayyan --- Harun Abu Muhammad
–
Al-Hasan bin Shalih --- Humaid bin ‘Abdur
Rahman Ar-Ruaasiy --- Qutaibah dan Sufyan bin Waqi’
--- Trimidzi.
Hadits
ini dla’if
karena dalam sanadnya ada perawi bernama Harun Abu
Muhammad,
ia
majhul.
Baihaqi
meriwayatkan hadits tersebut dengan matan dan sanad yang hampir sama. Perbedaan
sanadnya adalah nama Harun Abu Muhammad yang terdapat dalam sanadnya Darimiy
tersebut tertulis dalam sanadnya Baihaqiy dengan nama Harun bin Muhammad.
Haditsnya sebagai berikut :
Hadits
ke-3
عَنْ قَتَادَةَ عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ:
لِكُلّ شَيْءٍ قَلْبٌ، وَ اِنَّ قَلْبَ اْلقُرْانِ يس. مَنْ قَرَأَ يس كَتَبَ اللهُ
لَهُ بِقِرَاءَتِهاَ قِرَاءَةَ القُرْانِ عَشْرَ مَرَّاتٍ. البيهقى فى شعب الايمان 2: 479، رقم: 2460
Dari
Qatadah, dari Anas bin Malik, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
“Bagi
setiap sesuatu itu ada qalbu (hatinya), dan sesungguhnya qalbul
Qur’an
itu adalah surat
Yaasiin. Barangsiapa yang membacanya, Allah mencatatnya dengan bacaan itu sama
dengan membaca Al-Qur’an
sepuluh kali”.
[HR. Baihaqi, dalam Syu’abul
Iman juz 2, hal 479, no. 2460]
Adapun
sanad hadits tersebut adalah sebagai berikut :
Nabi
SAW --- Anas bin Malik --- Qatadah --- Muqatil bin Hayyan --- Harun bin Muhammad
--- Al-Hasan bin Shalih --- Humaid bin ‘Abdur
Rahman --- Qutaibah bin Sa’id
--- Abu ‘Abdillah
Muhammad bin Al-Fadl Az-Zahid --- Abul Fadl --- Ahmad bin Ismail bin Yahya bin
Hazim Al-Azdiy --- Abu Sa’ad
‘Abdul
Malik bin Abu ‘Utsman
Az-Zahid --- Baihaqiy.
Hadits
ini dla’if
karena dalam sanadnya ada perawi yang bernama Harun bin Muhammad (dalam riwayat
Darimiy disebutkan Harun Abu Muhammad). Perbedaan semacam ini bahkan menambah
kemajhulan Harun Abu Muhammad, dan semakin menyatakan kedla’ifan
hadits tersebut. Karena, dengan nama Harun bin Muhammad, berarti itu dua orang,
yakni Harun dan Muhammad (bapaknya Harun), lalu perlu dipertanyakan : Siapakah
Harun dan siapakah Muhammad itu ?. Lagi pula nama tersebut dalam kitab-kitab
Rijalul hadits tidak tercatat sebagai murid Muqatil bin Hayyan, dan tidak
tercatat sebagai guru dari Hasan bin Shalih.
Hadits
ke-4
عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَلْبَقَرَةُ
سَنَامُ اْلقُرْانِ وَ ذِرْوَتُهُ نَزَلَ مَعَ كُلّ ايَةٍ مِنْهَا ثَمَانُوْنَ
مَلَكًا وَ اسْتُخْرِجَتْ اللهُ لاَ اِلهَ اِلاَّ هُوَ اْلحَيُّى اْلقَيُّوْمُ مِنْ
تَحْتِ اْلعَرْشِ فَوُصِلَتْ بِهَا اَوْ فَوُصِلَتْ بِسُوْرَةِ اْلبَقَرَةِ، وَ يس
قَلْبُ اْلقُرْانِ، لاَ يَقْرَأُهَا رَجُلٌ يُرِيْدُ اللهَ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى وَ الدَّارَ اْلاخِرَةَ اِلاَّ
غُفِرَ لَهُ وَاقْرَأُوْهَا عَلَى مَوْتَاكُمْ. احمد 7: 286، رقم: 20322
Dari
Ma’qil
bin Yasar bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Al-Baqarah
adalah inti dan puncaknya Al-Qur’an.Delapan
puluh malaikat turun menyertai setiap ayat, dan dikeluarkan (kalimat)
“Alloohu
laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum”
dari bawah ‘Arsy,
lalu disambungkan dengannya atau disambungkan dengan
surat
Al-Baqarah. Dan Yaasiin adalah qalbul Qur’an.
Tidaklah seseorang membacanya dengan mengharap (ridla) Allah tabaaraka wa
ta’aalaa
dan kampung akhirat melainkan diampuni dosanya. Dan bacakanlah ia
(surat
Yaasiin itu) untuk orang yang akan meninggal diantara kalian”.
[HR. Ahmad, juz 7, hal. 286, no. 20322]
Adapun
sanad hadits tersebut adalah sebagai berikut :
Nabi
SAW --- Ma’qil
bin Yasar --- Abiihi (bapaknya) --- Rajulun (seorang laki-laki) --- Abiihi
(bapaknya, bernama Sulaiman bin Tharkhan At-Taimiy Abul Mu’tamir
Al-Bashriy) --- Mu’tamir
--- ‘Arim
--- Ahmad.
Hadits
ini dla’if,
karena dalam sanadnya ada dua perawi yang majhul, yaitu Rajulun (seorang
laki-laki) dan Abiihi (bapaknya), yang tidak didapatkan keterangan siapakah
Rajulun maupun Abiihi itu.
Selain
itu, ada rawi yang bernama Sulaiman yaitu bapaknya Mu’tamir
yang nama lengkapnya Sulaiman bin Tharkhan At-Taimiy Abul Mu’amir
Al-Bashriy. Ia dinyatakan sebagai mudallis terhadap hadits-hadits yang tidak
didengarnya dari Al-Hasan dan lain-lainnya (lihat Tahdzibul Kamal juz 12, hal.
13, Mizaanul I’tidal
juz 2, hal. 212). Apalagi pada sanad
hadits ini ia menerima dari Rajulun (seorang laki-laki) yang tidak disebutkan
namanya.
Hadits
ke-5
عَنْ عَبْدِ الرَّزَّاقِ عَنْ مَعْمَرٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَجُلاً
يُحَدّثُ اَنَّ لِكُلّ شَيْءٍ قَلْبًا وَ قَلْبُ اْلقُرْانِ يس.
Dari
Abdur Razzaaq, dari Ma’mar,
ia berkata, “Saya
mendengar seorang laki-laki menceritakan bahwasanya pada setiap sesuatu itu ada
qalbunya, dan qalbul Qur’an
itu adalah Yaasiin.
Hadits
ini pun dla’if
karena disamping bukan sabda Nabi SAW, Ma’mar
menyatakan menerima dari seorang laki-laki yang tidak disebutkan
namanya.
Kesimpulan
:
Hadits-hadits
di atas semuanya dla’if,
karena itu tidak dapat dijadikan hujjah untuk menunjukkan bahwa
surat
Yaasiin adalah qalbul Qur’an.
Kelipatan
bacaan Yaasiin
Hadits
ke-6
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: مَنْ قَرَأَ يس مَرَّةً فَكَاَنَّمَا
قَرَأَ اْلقُرْانَ عَشْرَ مَرَّاتٍ. وَ قَالَ اَبُوْ سَعِيْدٍ: مَنْ قَرَأَ يس
مَرَّةً فَكَاَنَّمَا قَرَأَ اْلقُرْانَ مَرَّتَيْنِ. قَالَ اَبُوْ هُرَيْرَةَ:
حَدَّثْتَ اَنْتَ بِمَا سَمِعْتَ وَ اُحَدّثُ اَنَا بِمَا سَمِعْتُ. البيهقى فى شعب الايمان 2: 281، رقم: 2466
Dari
Abu Hurairah RA, ia mengatakan, “Barangsiapa
yang membaca Yaasiin satu kali, maka seolah-olah telah membaca
Al-Qur’an
sepuluh kali”.
Dan Abu Sa’id
pun berkata, “Barangsiapa
yang membaca Yaasiin satu kali, maka seolah-olah ia telah membaca
Al-Qur’an
dua kali”.
Abu Hurairah berkata (kepada Abu Sa’id),
“Engkau
menceritakan hadits menurut yang engkau dengar, dan akupun menceritakan hadits
menurut yang aku dengar”.
[HR. Baihaqi dalam Syu’abul
Iman juz 2, hal. 281, no.
2466]
Adapun
sanad hadits tersebut sebagai berikut :
Abu
Hurairah --- Abu ‘Utsman
--- Sulaiman At-Taimiy --- Suwaid Abu Hatim --- Thalut bin ‘Ibad
--- Al-Mu’tamir
--- Ahmad bin ‘Ubaid
Ash-Shafar --- ‘Ali
bin Ahmad bin ‘Abdan
--- Baihaqiy.
Haditsi
ini dla’if,
karena dalam sanadnya ada perawi yang bernama Abu ‘Utsman
yang menerima dari Abu
Hurairah,
ia
dinyatakan majhul.
Hadits
ke-7
عَنْ قَتَادَةَ عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ:
لِكُلّ شَيْءٍ قَلْبٌ وَ اِنَّ قَلْبَ اْلقُرْانِ يس. مَنْ قَرَأَ يس كَتَبَ اللهُ
لَهُ بِقِرَاءَتِهاَ قِرَاءَةَ القُرْانِ عَشْرَ مَرَّاتٍ. البيهقى فى شعب الايمان 2: 479، رقم: 2460
Dari
Qatadah, dari Anas bin Malik, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
“Bagi
setiap sesuatu itu ada qalbu (hati)nya, dan sesungguhnya qalbul
Qur’an
itu adalah surat
Yaasiin. Barangsiapa yang membaca Yaasiin, maka Allah mencatatnya dengan bacaan
itu sama dengan membaca Al-Qur’an
sepuluh kali”.
[HR. Baihaqiy, dalam Syu’abul
Iman juz 2, hal. 479, no. 2460]
Adapun
sanad hadits tersebut sebagai berikut :
Nabi
SAW --- Anas bin Malik --- Qatadah --- Muqatil bin Hayyan --- Harun bin Muhammad
--- Al-Hasan bin Shalih --- Humaid bin ‘Abdur
Rahman --- Qutaibah bin Sa’id
--- Abu ‘Abdillah
Muhammad bin Al-Fadl Az-Zahid --- Abul Fadl Ahmad bin Ismail bin Yahya bin Hazim
Al-Azdiy --- Abu Sa’ad
‘Abdul
Malik bin Abu ‘Utsman
Az-Zahid --- Baihaqiy.
Hadits
ini lemah, karena dalam sanadnya ada perawi yang bernama Harun bin Muhammad, ia
majhul. Demikian pula hadits yang semakna yang diriwayatkan oleh Darimiy melalui
sanad yang sama dengan sanad Baihaqiy di atas, hanya saja Qutaibah bin
Sa’id
yang ada pada sanad Baihaqiy di atas, pada sanad Darimiy tertulis dengan nama
Muhammad bin Sa’id,
dan Darimiy sendiri menerima dari Muhammad bin Sa’id
tersebut. Kami belum mendapat keterangan yang manakah yang benar, apakah dengan
nama Qutaibah bin Sa’id
sebagaimana pada sanad Baihaqi, ataukah dengan nama Muhammad bin Sa’id
sebagaimana sanad pada Darimiy.
Hadits
ke-8
عَنْ قَتَادَةَ عَنْ اَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ
لِكُلّ شَيْءٍ قَلْبًا، وَ اِنَّ قَلْبَ اْلقُرْانِ يس. مَنْ قَرَأَهَا
فَكَاَنَّمَا قَرَأَ القُرْانَ عَشْرَ مَرَّاتٍ. الدارمى 2: 456، رقم: 3266
Dari
Qatadah, dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
bagi setiap sesuatu itu ada qalbu (hatinya), dan sesungguhnya qalbul
Qur’an
itu adalah surat
Yaasiin. Barangsiapa yang membacanya, seolah-olah ia membaca
Al-Qur’an
sepuluh kali”.
[HR. Darimiy juz 2, hal. 456, no. 3266]
Adapun
sanad hadits tersebut sebagai berikut :
Nabi
SAW --- Anas bin Malik --- Qatadah --- Muqatil bin Hayyan --- Harun Abu Muhammad
--- Al-Hasan bin Shalih --- Humaid bin ‘Abdur
Rahman --- Muhammad bin Sa’id
--- Darimiy.
Hadits
ini dl’if,
karena dalam sanadnya ada perawi yang bernama Harun Abu Muhammad yang dinyatakn
majhul oleh Tirmidzi.
Hadits
ke-9
عَنْ اَبِى قِلاَبَةَ قَالَ: …. وَ مَنْ قَرَأَهَا فَكَاَنَّمَا قَرَأَ
الْقُرْانَ اَحَدَ عَشَرَ مَرَّةً. لِكُلّ شَيْءٍ قَلْبٌ وَ قَلْبُ اْلقُرْانِ
يس. البيهقى، فى شعب الايمان 2: 481، رقم: 2467
Dari
Abu Qilabah, ia berkata, “
…..dan
barangsiapa yang membacanya (Yaasiin), maka seolah-olah ia telah membaca
Al-Qur’an
sebelas kali. Bagi setiap sesuatu ada qalbu (hati)nya, dan qalbul
Qur’an
itu adalah Yaasiin”.
[HR. Baihaqi, Syu’abul
Iimaan juz 2, hal. 481, no. 2467]
Adapun
sanad hadits tersebut sebagai berikut :
Abu
Qilabah --- Ayyub As-Sakhtiyaniy --- Khalil bin Murrah --- Ma’mar
bin Sulaiman An-Nakhaa-i --- Sa’dan
bin Nashr --- Isma’il
bin Muhammad Ash-Shafar --- Abul Husain bin Bisyran --- Baihaqiy.
Hadits
ini dla’if,
karena disamping haditsnya maqthu’
(perkataan Abu Qilabah, seorang tabi’in),
pada sanadnya ada seorang rawi yang bernama Khalil bin Murrah, nama lengkapnya
adalah Khalil bin Murrah Adl-Dluba’i
Al-Bashriy, ia oleh Bukhari dinyatakan munkarul hadits, dan haditsnya tidak
shahih. [Tahdzibut Tahdzib juz 3, hal. 146, no. 319]
Hadits
ke-10
عَنْ عَبْدِ الرَّزَّاقِ عَنْ مَعْمَرٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَجُلاً
يُحَدّثُ اَنَّ لِكُلّ شَيْءٍ قَلْبًا وَ قَلْبُ اْلقُرْانِ يس. وَ مَنْ قَرَأَهَا
فَاِنَّهَا تَعْدِلُ اْلقُرْانَ. اَوْ قَالَ تَعْدِلُ قِرَاءَةَ اْلقُرْاَنِ
كُلّهِ. وَ مَنْ قَرَأَ قُلْ ياَيُّهَا اْلكَافِرُوْنَ فَاِنَّهَا تَعْدِلُ رُبُعَ
اْلقُرْانِ. وَ اِذَا زُلْزِلَتْ شَطْرُ اْلقُرْانِ.
Dari
‘Abdur
Razzaaq, dari Ma’mar,
ia berkata, “Saya
mendengar seorang laki-laki menceritakan bahwasanya pada setiap sesuatu itu ada
qalbunya, dan qalbul Qur’an
itu adalah Yaasiin. Dan barangsiapa yang membacanya, maka hal itu seimbang
membaca Al-Qur’an”
atau ia mengatakan, “seimbang
dengan bacaan Al-Qur’an
seluruhnya. Dan barangsiapa membaca Qul yaa-ayyuhal kaafiruun, sesungguhnya hal
itu seimbang dengan seperempat Al-Qur’an,
dan “Idzaa
zulzilat”
seimbang dengan separoh Al-Qur’an”.
[HR
Abdur Razzaaq, Al-Mushannaf ‘Abdur
Rozzaaq juz 3, hal.
372]
Hadits
ini dla’if,
karena disamping haditsnya maqthu’,
Ma’mar
mengatakan, mendengar dari seorang laki-laki yang tidak ia sebutkan namanya.
Dengan demikian rawi tersebut majhul.
Kesimpulan
:
Riwayat-riwayat
di atas tidak ada satupun yang shahih (semuanya dla’if),
disamping itu matannya pun saling bertentangan. Dengan demikian riwayat-riwayat
di atas dla’if
sanadnya dan mudltharib matannya. Karena itu jika ingin khatam
Al-Qur’an,
maka tammatkanlah membaca Al-Qur’an
termasuk surat Yaasiinnya.
Bersambung…………….
Yaasiin
dan pengampunan dosa.
Hadits
ke-11
عَنِ اْلحَسَنِ عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: مَنْ
قَرَأَ يس فِى لَيْلَةٍ اَصْبَحَ مَغْفُوْرًا لَهُ، وَ مَنْ قَرَأَ حم الَّتِى
يُذْكَرُ فِيْهَا الدُّخَانُ فِى لَيْلَةِ اْلجُمْعَةِ مَغْفُوْرًا لَهُ. الدارمى
2: 457
Dari
Hasan, dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa
membaca Yaasiin pada malam hari, maka pada pagi itu ia diampuni (dari dosanya).
Dan barangsiapa membaca Haamiim, surat Ad-Dukhaan, pada malam
Jum’at,
maka ia diampuni (dari dosanya).
[R. Darimiy juz 2, hal. 457]
Adapun
sanad hadits tersebut lengkapnya adalah sebagai berikut :
Nabi
SAW --- Abu Hurairah --- Al-Hasan (tidak mendengar Abu Hurairah) --- Muhammad
bin Jahadah --- Ziad bin Khomasah --- Abuhu (ayahnya) --- Al-Walid bin
Syuja’
--- Darimiy.
Hadits
ini dla’if,
karena pada sanadnya ada seorang perawi yang bernama Al-Walid bin
Syuja’,
yang nama lengkapnya adalah Al-Walid bin Syuja’
bin Walid bin Qais As-Sukuniy Al-Kindiy atau kunyahnya Abu Hammaam bin Badr
Al-Kuufiy.
Ketika
Yahya bin Ma’in
ditanya oleh Ahmad bin Muhammad binAl-Qasim bin Muhriz mengenai rawi ini, ia
mengatakan, “Ia
tidak apa-apa dan tidak termasuk rawi yang dusta:.
Abu
Hatim mengatakan, “Ia
syaih yang shaduq, dicatat haditsnya, tetapi tidak bisa dijadikan
hujjah”.
Nasaiy
mengatakan, “ia
tidak mengapa”.
Al-Mufadldlal
bin Ghassan Al-Ghalibi mengatakan, “Tidak
pernah mendengar Ibnu Ma’in
menilai jelek tentang rawi ini, kecuali ia mengatakan “Ia
tidak punya bagian (dalam urusan hadits)”.
[Tahdzibul Kamal juz 31, hal. 22-28]
Hadits
ke-12
عَنِ اْلحَسَنِ عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ:
مَنْ قَرَأَ يس فِى لَيْلَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ غُفِرَ لَهُ فِى تِلْكَ
اللَّيْلَةِ. ابو يعلى 9: 93-94
Dari
Hasan, dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa
membaca Yaasiin pada malam hari dengan mengharap pahala dari Allah, maka
diampuni baginya dari dosanya pada malam itu”.
[HR. Abu Ya’laa
juz 9, hal. 93-94]
Adapun
sanad hadits tersebut lengkapnya adalah sebagai berikut :
Nabi
SAW --- Abu Hurairah --- Al-Hasan (Al-Bishri, tidak mendengar Abu Hurairah) ---
Hisyam bin Ziyad --- Hajjaj bin Muhammad --- Ishaq bin Abu Israil --- Abu
Ya’laa.
Hadits
ini dla’if
karena dalam sanadnya ada dua kelemahan :
Pertama,
hadits ini mursal, karena Hasan tidak pernah mendengar hadits apapun dari Abu
Hurairah.
Kedua,
ada rawi yang dinyatakan dla’if,
yaitu Hisyam bin Ziyad.
Bahwa
Hasan tidak endengar dari Abu Hurairah (mursal tabi’I)
dinyatakan oleh Tirmidzi, Ayyub, Yunus bin ‘Ubaid
dan Ali bin Abu Ziyad. (Musnad Abu Ya’la
Al-Maushili juz 9, hal. 95).
Adapun
rawi Hisyam bin Ziyad, nama lengkapnya adalah Hisyam bin Ziyad bin Abu Yazid
Al-Quraisyi yang kunyahnya adalah Abul Miqdaam bin Hisyam Al-Baishriy. Tentang
dia, ahli hadits menyataka demikian :
Ahmad
bin Hanbal : dla’iful
hadits
Abu
Zar’ah
: dla’iful
hadits
Yahya
bin Ma’in
: laisa bitsiqaat
Bukhari
: para ahli memperbincangkannya, medla’ifannya.
Tirmidzi
: ia menyatakan dla’if.
Nasaiy,
Ali bin Husein bin Junaid dan Abul Fath Al-Azdiy : matrukul
hadits
Abu
Hatim Ar-Razi : dla’if,
tidak tsiqat. [Tahdzibul Kamal juz 30, hal. 200-203]
Hadits
ke-13
عَنِ اْلحَسَنِ عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
مَنْ قَرَأَ يس فِى يَوْمٍ وَ لَيْلَةٍ اِبْتِغَاءَ وَجْهَ اللهِ غُفِرَ
لَهُ.
Dari
Hasan, dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa
membaca Yaasii pada malam dan siang hari dengan mengharap ridla Allah, diampuni
baginya (dari dosanya)”.
Adapun
sanad hadits tersebut lengkapnya adalah sebagai berikut :
Nabi
SAW --- Abu Hurairah --- Al-Hasan (tidak mendengar Abu Hurairah) --- Ghalib bin
Al-Qaththan --- Hasan bin Abu Ja’far
--- Aqlab bin Tamim --- Wahab bin Baqiyyah --- Humaid bin Ahmad bin
‘Abdullah
bin Abu Majlad Al-Wasiti --- Thabrani.
Hadits
ini dla’if,
karena ada tiga kelemahan.
Pertama,
dalam sanadnya ada perawi yang bernama Aghlab bin Tamim. Bukhari mengatakan,
“Ia
munkarul hadits”.
Maslamah bin Qasim menyatakan, “Munkaul
hadits”.
Ibnu ‘Adiy
menyatakan, “Keseluruhan
haditsnya tidak mahfud dan hanya dicatat”.
[Lisaanul Mizaan juz 1, hal. 464-465, no.1429]
Kedua,
di dalam Mu’jamush
Shaghir yang sudah di tahqiq oleh Muhammad Syukur, pada sanad di atas ada
perbedaan atau pembetulan oleh pentahqiq. Adapun sanadnya sebagai berikut
:
Nabi
SAW --- Abu Hurairah --- Al-Hasan (tidak mendengar Abu Hurairah) --- Ghalib bin
Al-Qaththan --- Jasr (bin Farqad) --- Hasan bin Abu Ja’far
--- Aqlab bin Tamim --- Wahab bin Baqiyyah –
Humaid bin Ahmad bin ‘Abdullah
bin Abu Majlad Al-Wasitiy --- Tabrani.
Pada
sanad ini tampak antara rawi Hasan bin Abu Ja’far
Tidak ada komentar:
Posting Komentar