Sebagaimana
suami mempunyai hak dan kewajiban terhadap istri, begitu pula istri mempunyai
hak dan kewajiban terhadap suami.
Haknya istri merupakan kewajiban bagi suaminya, dan begitu
pula haknya suami merupakan kewajiban istri terhadap suami tersebut.
Firman Allah SWT :
اَلرّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللهُ
بَعْضَهُمْ عَلى بَعْضٍ وَّ بِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ، فَالصّلِحتُ
قنِتتٌ حفِظتٌ لّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللهُ. النسآء:34
Kaum
laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan
sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain
(wanita) karena laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab
itu maka wanita yang shalihah ialah yang thaat kepada Allah lagi memelihara diri
ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah memelihara (mereka) .... .
[QS. An-Nisaa' : 34]
... وَ لَهُنَّ مِثْلُ الَّذِيْ عَلَيْهِنَّ
بِاْلمَعْرُوْفِ، وَ لِلرّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ، وَ اللهُ عَزِيْزٌ
حَكِيْمٌ. البقرة:228
....
Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu
tingkat kelebihan daripada istrinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.
[QS. Al-Baqarah : 228]
Dan
sabda Nabi SAW :
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَ كُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. َاْلاِمَامُ
رَاعٍ وَ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. وَ الرَّجُلُ رَاعٍ فِى اَهْلِهِ وَ هُوَ
مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. وَ اْلمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِى بَيْتِ زَوْجِهَا وَ
مَسْئُوْلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا. وَ اْلخَادِمُ رَاعٍ فِى مَالِ سَيّدِهِ وَ
مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. وَ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَ مَسْئُوْلٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ. البخارى عن ابن عمر 1: 215
Kamu
sekalian adalah pemimpin dan kamu akan ditanya tentang
kepemimpinannya. Imam adalah pemimpin dan akan ditanya
tentang kepemimpinannya. Orang laki-laki (suami) adalah pemimpin dalam
keluarganya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya.
Istri adalah pemimpin dalam rumah tangga suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin
dalam menjaga harta tuannya dan akan ditanya tentang
kepemimpinannya. Dan masing-masing dari kamu sekalian adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya.
[HR. Bukhari dari Ibnu ‘Umar,
juz 1, hal. 215]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: لَوْ كُنْتُ آمِرًا
اَحَدًا اَنْ يَسْجُدَ ِلاَحَدٍ َلاَمَرْتُ اْلمَرْأَةَ اَنْ تَسْجُدَ
لِزَوْجِهَا. الترمذى 2: 314
Dari
Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Seandainya saya boleh menyuruh
seseorang untuk bersujud kepada orang, tentu aku akan menyuruh wanita supaya
bersujud kepada suaminya".
[HR. Tirmidzi juz 2, hal. 314]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا صَلَّتِ
اْلمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَ صَامَتْ شَهْرَهَا وَ حَصَّنَتْ فَرْجَهَا وَ اَطَاعَتْ
بَعْلَهَا دَخَلَتِ مِنْ اَيّ اَبْوَابِ اْلجَنَّةِ شَاءَتْ. ابن حبان 4: 333
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
"Apabila wanita itu bisa menjaga shalat lima
waktu, puasa Ramadlan dan menjaga kemaluannya serta thaat kepada suaminya, maka
ia akan masuk surga dari pintu manasaja yang ia sukai".
[HR. Ibnu Hibban juz 4, hal. 333]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: سُئِلَ النَّبِيُّ ص اَيُّ النّسَاءِ
خَيْرٌ؟ فَقَالَ: خَيْرُ النّسَاءِ مَنْ تَسُرُّ اِذَا نظَرَ وَ تُطِيْعُ اِذَا
اَمَرَ وَ لاَ تُخَالِفُهُ فِى نَفْسِهَا وَ مَالِهَا. الحاكم فى المستدرك 2: 175
Dari
AbuHurairah RA, ia berkata : Nabi SAW ditanya,
“Wanita
yang bagaimanakah yang paling baik ?”.
Beliau bersabda, “Sebaik-baik
wanita (istri) adalah yang apabila dipandang suaminya menyenangkan, apabila
diperintah dia thaat dan tidak menolaknya pada dirinya dan
hartanya”.
[HR. Hakim, dalam Al-Mustadrak juz 2, hal. 175]
عَنْ تَمِيْمِ الدَّارِيّ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: حَقُّ الزَّوْجِ
عَلَى الزَّوْجَةِ اَنْ لاَ تَهْجُرَ فِرَاشَهُ وَ اَنْ تَبِرَّ قَسَمَهُ وَ اَنْ
تُطِيْعَ اَمْرَهُ وَ اَنْ لاَ تَخْرُجَ اِلاَّ بِأِذْنِهِ وَ اَنْ لاَ تُدْخِلَ
عَلَيْهِ مَنْ يَكْرَهُ. الطبرانى فى الكبير 2: 52، رقم 1258 ضعيف لان فى اسناده ضرار بن
عمرو
Dari
Tamim Ad-Daariy, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Haknya suami atas istrinya
ialah : Agar istri tidak meninggalkan tempat tidur
suaminya, berbuat baik pada waktu bagiannya, menthaati perintahnya, tidak keluar
kecuali dengan izin (suami)nya dan tidak memasukkan orang yang dibenci oleh
suaminya".
[HR. Thabrani dalam Al-Kabir juz 2, hal. 52, no. 1258, dla’if
karena dalam sanadnya ada perawi bernama Dlirar bin ‘Amr]
عَنْ اَبِى اُمَامَةَ عَنِ النَّبِيّ ص اَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ: مَا
اسْتَفَادَ اْلمُؤْمِنَ بَعْدَ تَقْوَى اللهِ خَيْرًا لَهُ مِنْ زَوْجَةٍ
صَالِحَةٍ. اِنْ اَمَرَهَا اَطَاعَتْهُ وَ اِنْ نَظَرَ اِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَ اِنْ
اَقْسَمَ عَلَيْهَا اَبَرَّتْهُ وَ اِنْ غَابَ عَنْهَا نَصَحَتْهُ فِى نَفْسِهَا وَ
مَالِهِ. ابن ماجه 1: 596، ضعيف لان فى اسناده علي بن يزيد
Dari
Abu Umamah, dari Nabi SAW, bahwasanya beliau bersabda, “Tidak
ada yang memberi faidah (kesenangan) kepada orang mu’min
sesudah taqwa kepada Allah yang lebih baik baginya selain dari istri yang
shalihah. Jika diperintah dia thaat. Jika dipandang,
dia menyenangkan. Jika diberi bagian, dia berbuat baik kepadanya. Jika suami
sedang bepergian, dia menjaga dirinya dan harta suaminya”.
[HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 596, dla’if
karena dalam sanadnya ada perawi bernama ‘Ali
bin Yazid]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا دَعَا
الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ اِلَى فِرَاشِهِ فَلَمْ تَأْتِهِ فَبَاتَ غَضْبَانَ
عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا اْلمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ. مسلم 2: 1060
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
"Apabila suami mengajak istrinya ke tempat tidur, tiba-tiba istrinya itu tidak
mau, lalu suaminya bermalam dalam keadaan marah kepadanya, maka para malaikat
melaknat istri itu sampai pagi".
[HR. Muslim juz 2, hal. 1060]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: وَ الَّذِى
نَفْسِى بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ اِلىَ فِرَاشِهَا فَتَأْبَى
عَنْهُ اِلاَّ كَانَ الَّذِى فِى السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى
عَنْهَا. مسلم 2: 1060
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
“Demi
Allah yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah seorang laki-laki mengajak istrinya ke
tempat tidur, tetapi ia tidak mau menurutinya, kecuali yang di langit murka
kepadanya, sehingga suaminya ridla kepadanya.
[HR. Muslim juz 2, hal. 1060]
عَنْ طَلْقِ بْنِ عَلِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا
الرَّجُلُ دَعَا زَوْجَتَهُ لِحَاجَتِهِ فَلْتَأْتِهِ وَ اِنْ كَانَتْ عَلَى
التَّنُّوْرِ. الترمذى 2: 314
Dari
Thalaq bin Ali, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
"Apabila seorang suami memanggil istrinya untuk sesuatu kebutuhannya, maka
hendaklah ia segera datang kepadanya, meskipun ia sedang memasak di
dapur".
[HR. Tirmidzi juz 2, hal. 314]
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ اْلخُدْرِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ
مِنْ اَشَرّ النَّاسِ عِنْدَ اللهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ اْلقِيَامَةِ الرَّجُلَ
يُفْضِى اِلَى امْرَأَتِهِ وَ تُفْضِى اِلَيْهِ ثُمَّ يَنْشُرُ
سِرَّهَا. مسلم 2: 1060
Dari
Abu Sa'id Al-Khudriy, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, "Sesungguhnya seburuk-buruk manusia menurut Allah kedudukannya pada
hari qiyamat adalah seorang suami yang bersenang-senang dengan istrinya dan
istri yang bersenang-senang dengan suaminya, kemudian ia menyebarkan
rahasianya".
[HR. Muslim juz 2, hal. 1060]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ يَحِلُّ
ِللْمَرْأَةِ اَنْ تَصُوْمَ وَ زَوْجُهَا شَاهِدٌ اِلاَّ بِإِذْنِهِ. وَ لاَ
تَأْذَنَ فِى بَيْتِهِ اِلاَّ بِإِذْنِهِ. البخارى 6: 150
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah
SAW bersabda, "Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnat) sedang suaminya
berada di rumah, kecuali dengan izinnya, dan tidak boleh mengizinkan orang masuk
ke rumahnya kecuali dengan izin (suami)nya".
[HR. Bukhari juz 6, hal. 150]
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ: قال رسول الله ص: اَيُّمَا امْرَأَةٍ سَأَلَتْ
زَوْجَهَا الطَّلاَقَ فِى غَيْرِ مَا بَأْسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ
اْلجَنَّةِ. ابن ماجه 1: 662
Dari
Tsauban, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Siapa
saja istri yang meminta cerai kepada suaminya tanpa alasan (yang dibenarkan oleh
syara'), maka bau surga haram atasnya".
[HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 662]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَرْبَعٌ مَنْ
اُعْطِيَهُنَّ اُعْطِيَ خَيْرَ الدُّنْيَا وَ اْلآخِرَةِ، قَلْبًا شَاكِرًا وَ
لِسَانًا ذَاكِرًا وَ بَدَنًا عَلَى اْلبَلاَءِ صَابِرًا وَ زَوْجَةً لاَ
تَبْغِيْهِ خَوْنًا فِى نَفْسِهَا وَ لاَ مَالِهِ. الطبرانى فى الكبير 11: 105، رقم 11275
Dari
Ibnu 'Abbas RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
"Ada
empat perkara, barangsiapa diberi empat perkara itu berarti dia telah diberi
kebaikan dunia dan akhirat : 1. Hati yang bersyukur. 2.
Lisan yang senantiasa berdzikir, 3. Dia bershabar apabila
mendapat balak (mushibah), dan 4. Istri yang tidak berkhianat, tidak
berkhianat pada dirinya dan harta suaminya".
[HR. Thabrani dalam Al-Kabir juz 11, hal. 105, no. 11275]
عَنْ اُمّ سَلَمَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَيُّمَا
امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَ زَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ اْلجَنَّةَ. الترمذى 2: 314
Dari
Ummu Salamah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
"Siapasaja wanita yang meninggal dunia, sedang suaminya ridla kepadanya, niscaya
dia masuk surga".
[HR. Tirmidzi juz 2, hal. 314]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص: اُرِيْتُ النَّارَ
فَاِذَا اَكْثَرُ اَهْلِهَا النّسَاءُ يَكْفُرْنَ. قِيْلَ: اَيَكْفُرْنَ بِاللهِ؟
قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَ يَكْفُرْنَ اْلاِحْسَانَ لَوْ اَحْسَنْتَ اِلَى
اِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ
خَيْرًا قَطُّ. البخارى 1: 13
Dari
Ibnu 'Abbas, ia berkata : Nabi SAW bersabda, "Aku
pernah diperlihatkan kepada neraka, tiba-tiba penghuninya kebanyakan adalah
wanita yang kufur". Ada shahabat yang bertanya, "Apakah mereka itu kufur kepada
Allah, ya Rasulullah ?". Rasulullah SAW bersabda,
"Mereka kufur terhadap suami dan mereka mengkufuri kebaikan. Seandainya kamu
berbuat baik kepada salah seorang diantara mereka sepanjang tahun, kemudian
ia melihat pada dirimu sesuatu (yang tidak
menyenangkan), ia akan berkata, "Aku tidak pernah melihat kebaikan darimu sama
sekali".
[HR. Bukhari juz 1, hal. 13]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ
يَنْظُرُ اللهُ اِلىَ امْرَأَةٍ لاَ تَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَ هِيَ لاَ تَسْتَغْنِى
عَنْهُ. الحاكم فى المستدرك 2: 207
Dari
‘Abdullah
bin ‘Amr
RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Allah
tidak akan melihat kepada wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya, yaitu
yang selalu merasa tidak cukup dari padanya”.
[HR. Hakim dalam Al-Mustadrak juz 2, hal. 207]
عَنْ اَنَسٍ قَالَ: مَاتَ ابْنٌ ِلاَبِى طَلْحَةَ مِنْ اُمّ سُلَيْمٍ
فَقَالَتْ ِلاَهْلِهَا: لاَ تُحَدّثُوْا اَبَا طَلْحَةَ بِابْنِهِ حَتَّى اَكُوْنَ
اَنَا اُحَدّثُهُ. قَالَ: فَجَاءَ فَقَرَّبَتْ اِلَيْهِ عَشَاءً، فَاَكَلَ وَ
شَرِبَ. فَقَالَ: ثُمَّ تَصَنَّعَتْ لَهُ اَحْسَنَ مَا كَانَ تَصَنَّعُ قَبْلَ
ذلِكَ، فَوَقَعَ بِهَا. فَلَمَّا رَأَتْ اَنَّهُ قَدْ شَبِعَ وَ اَصَابَ مِنْهَا
قَالَتْ: يَا اَبَا طَلْحَةَ، اَرَأَيْتَ لَوْ اَنَّ قَوْمًا اَعَارُوْا
عَارِيَتَهُمْ اَهْلَ بَيْتٍ فَطَلَبُوْا عَارِيَتَهُمْ، اَلَهُمْ اَنْ
يَمْنَعُوْهُمْ؟ قَالَ: لاَ. قَالَتْ: فَاحْتَسِبِ ابْنَكَ. قَالَ: فَغَضِبَ وَ
قَالَ: تَرَكْتِنِى حَتَّى تَلَطَّخْتُ ثُمَّ اَخْبَرْتِنِى بِابْنِى! فَانْطَلَقَ
حَتَّى اَتَى رَسُوْلَ اللهِ ص فَاَخْبَرَهُ بِمَا كَانَ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ
ص: بَارَكَ اللهُ لَكُمَا فِى غَابِرِ لَيْلَتِكُمَا. مسلم 4: 1909
Dari
Anas RA, ia berkata, "Telah meninggal anaknya Abu
Thalhah dari Ummu Sulaim. Lalu Ummu Sulaim berkata kepada keluarganya,
"Janganlah kalian ceritakan hal ini kepada Abu Thalhah, biarlah saya sendiri
nanti yang memberitahukan kepadanya". Maka tatkala Abu Thalhah
telah datang (dari bepergian), segeralah (Ummu Sulaim) menghidangkan makan
malam, lalu (Abu Thalhah) makan-minum hingga selesai. Kemudian Abu
Thalhah diajak bergurau, sampai terjadi persetubuhan. Setelah Ummu Sulaim
mengetahui bahwa Abu Thalhah sudah merasa puas dari semuanya itu, barulah Ummu
Sulaim berkata kepadanya, "Ya Abu Thalah, bagaimana pendapatmu seandainya ada
suatu kaum meminjamkan sesuatu kepada suatu keluarga, lalu dimintanya kembali
pinjaman itu, apakah keluarga yang dipinjami itu boleh menolaknya ?". Abu Thalhah menjawab, "Tidak boleh (menolak)".
Lalu Ummu Sulaim berkata, "Relakanlah anakmu kepada Allah". Kemudian Abu Thalhah
marah sambil berkata, "Mengapa kamu sembunyikan berita itu, hingga aku
berlumuran begini baru kamu beritahukan keadaan anakku
?". Kemudian Abu Thalhah pergi menghadap Rasulullah SAW
dan memberitahukan kejadian malam itu. Maka Rasulullah SAW berdoa : Baarakalloohu
lakumaa fii ghoobiri lailatikumaa (Semoga Allah memberkahi kamu berdua
pada malam itu). [HR. Muslim juz 4,
hal. 1909]
عَنْ عَبْدِ الله بْنِ عَمْرٍو اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ:
اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَ خَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا اْلمَرْأَةُ
الصَّالِحَةُ. مسلم 2: 1090
Dari
‘Abdullah
bin ‘Amr
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Dunia
itu adalah kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita
shalihah”.
[HR. Muslim juz 2, hal. 1090]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar