عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللهِ
عَنْ اَبِيْهِ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اِذَا اسْتَأْذَنَتِ امْرَأَةُ اَحَدِكُمْ فَلاَ يَمْنَعْهَا. البخارى
1: 211
Dari Salim bin Abdullah dari ayahnya dari Nabi SAW, beliau
bersabda, "Apabila istri salah seorang diantara kalian minta idzin (untuk pergi ke masjid),
janganlah suami mencegahnya". [HR. Bukhari juz 1, hal. 211]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اِذَا
اسْتَأْذَنَكُمْ نِسَاؤُكُمْ بِاللَّيْلِ
اِلَى اْلمَسْجِدِ فَأْذَنُوْا لَهُنَّ. البخارى
1: 210
Dari Ibnu Umar RA. dari Nabi SAW,
beliau bersabda, "Apabila istri-istri kalian minta idzin ke masjid di malam hari
maka ijinkanlah mereka". [HR. Bukhari juz 1, hal. 210]
عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللهِ اَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ قَالَ:
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: لاَ تَمْنَعُوْا نِسَاءَ كُمُ اْلمَسَاجِدَ
اِذَا اسْتَأْذَنَكُمْ اِلَيْهَا. قَالَ:
فَقَالَ بِلاَلُ بْنُ عَبْدِ اللهِ: وَ اللهِ لَنَمْنَعُهُنَّ. قَالَ: فَاَقْبَلَ
عَلَيْهِ عَبْدُ اللهِ فَسَبَّهُ سَبًّا سَيّئًا. مَا سَمِعْتُهُ سَبَّهُ مِثْلَهُ
قَطُّ. وَ قَالَ: اُخْبِرُكَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص وَتَقُوْلُ: وَاللهِ
لَنَمْنَعُهُنَّ. مسلم 1:
327
Dari Salim bin 'Abdullah, bahwasanya 'Abdullah bin 'Umar berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian melarang wanita-wanita kalian untuk pergi ke masjid-masjid apabila mereka meminta ijin kepada kalian kesana. Perawi berkata : Lalu Bilal bin 'Abdullah berkata, "Demi Allah, sungguh kami akan melarangnya". Perawi berkata : Kemudian 'Abdullah (bin 'Umar) datang kepadanya, lalu mencaci-makinya dengan cacian yang belum pernah aku dengar dia mencaci seperti itu. Dan ia berkata, "Aku memberitahukan kepadamu bahwa hal itu dari Rasulullah SAW, kenapa kamu mengatakan : Demi Allah, sungguh kami akan melarangnya". [HR. Muslim juz 1, hal. 327]
عَنْ زَيْنَبَ امْرَأَةِ عَبْدِ اللهِ قَالَتْ: قَالَ لَنَا رَسُوْلُ
اللهِ ص: اِذَا شَهِدَتْ اِحْدَاكُنَّ اْلمَسْجِدَ فَلاَ تَمَسَّ
طِيْبًا. مسلم 1: 328
Dari Zainab istri 'Abdullah, ia berkata
: Rasulullah SAW bersabda kepada kami, "Apabila seseorang diantara kalian
(para wanita) datang ke masjid maka janganlah memakai wangi-wangian". [HR.
Muslim juz 1, hal. 328]
عَنْ هِنْدٍ بِنْتِ اْلحَارِثِ اَنَّ اُمَّ سَلَمَةَ زَوْجَ النَّبِيّ ص اَخْبَرَتْهَا اَنَّ النّسَاءَ فِى
عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ ص كُنَّ اِذَا سَلَّمْنَ مِنَ اْلمَكْتُوْبَةِ قُمْنَ وَ
ثَبَتَ رَسُوْلُ اللهِ ص وَ مَنْ صَلَّى مِنَ الرّجَالِ مَا شَآءَ اللهُ فَاِذَا
قَامَ رَسُوْلُ اللهِ ص قَامَ الرّجَالُ. البخارى
1: 210
Dari Hindun binti Harits bahwasanya Ummu Salamah istri Nabi
SAW memberitahukan kepadanya, bahwasanya para wanita di masa Rasulullah SAW,
setelah selesai shalat fardlu mereka segera pulang. Sedangkan
Rasulullah SAW masih tinggal bersama kaum laki-laki menurut kehendak
Allah. Setelah Rasulullah SAW berdiri, barulah kaum laki-laki itu turut
berdiri. [HR. Bukhari juz 1, hal. 210]
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: اِنْ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص لَيُصَلّى
الصُّبْحَ فَيَنْصَرِفُ النّسَاءُ مُتَلَفّعَاتٍ بِمُرُوْطِهِنَّ مَا يُعْرَفْنَ
مِنَ اْلغَلَسِ. البخارى
1: 210
Dari Aisyah, ia berkata, "Dahulu
setelah Rasulullah SAW selesai shalat Shubuh, para wanita sama pulang sambil
berselimut dengan selimut mereka, dan mereka tidak dikenal karena masih
gelap". [HR. Bukhari juz 1, hal. 210]
Wajib menutup aurat dalam shalat
a. Bagi Pria
:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: نَادَى رَجُلٌ النَّبِيَّ ص فَقَالَ:
اَيُصَلّى اَحَدُنَا فِى ثَوْبٍ وَاحِدٍ؟ فَقَالَ: اَوَ كُلُّكُمْ يَجِدُ
ثَوْبَيْنِ؟ مسلم 1:
368
Dari Abu Hurairah, ia berkata :
Ada seorang laki-laki
memanggil Rasulullah SAW, lalu ia bertanya, "Apakah seseorang dari kami boleh
shalat dengan memakai satu kain ?". Maka Rasulullah SAW bersabda, "Apakah
masing-masing kalian mesti mempunyai dua kain ?".
[HR. Muslim juz 1, hal. 368]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ يُصَلّى
اَحَدُكُمْ فِى الثَّوْبِ اْلوَاحِدِ لَيْسَ عَلَى عَاتِقَيْهِ مِنْهُ
شَيْءٌ. مسلم 1: 368
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
"Janganlah sekali-kali seseorang diantara kalian shalat dengan memakai satu kain
yang diatas pundaknya tidak ada sesuatu". [HR. Muslim juz
1, hal. 368].
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِذَا
صَلَّيْتَ فِى ثَوْبٍ وَاحِدٍ فَإِنْ كَانَ وَاسِعًا فَاْلتَحِفْ بِهِ وَ اِنْ
كَانَ ضَيّقًا فَاتَّـزِرْ بِهِ. احمد و
البخارى و مسلم و اللفظ لاحمد، فى نيل الاوطار 2: 80
Dari Jabir bin Abdullah bahwasanya Nabi SAW bersabda,
"Apabila kamu shalat dengan memakai satu kain, jika kain itu lebar hendaklah
engkau selempangkan dia, tetapi jika kain itu sempit hendaklah engkau bersarung
dengannya". [HR. Ahmad Bukhari Muslim, dan lafadl itu bagi Ahmad, dalam
Nailul Authar juz 2, hal. 80]
b. Bagi Wanita
:
عَنْ عَائِشَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: لاَ يَقْبَلُ اللهُ صَلاَةَ
حَائِضٍ اِلاَّ بِخِمَارٍ. الخمسة
الا النسائى، فى نيل الاوطار 2: 75
Dari Aisyah bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Allah tidak
menerima shalatnya seorang wanita yang sudah baligh, kecuali dengan memakai
kerudung". [HR. Khamsah kecuali Nasai, dalam Nailul Authar juz 2, hal.
75]
عَنْ اُمّ سَلَمَةَ اَنَّهَا سَأَلـَتِ النَّبِيَّ ص: اَ تُصَلّى
اْلمَرْأَةُ فِى دِرْعٍ وَ خِمَارٍ وَ لَيْسَ عَلَيْهَا اِزَارٌ؟ قَالَ: اِذَا
كَانَ الدّرْعُ سَابِغًا يُغَطّى ظُهُوْرَ قَدَمَيْهَا. ابو
داود، فى نيل الاوطار 2: 77
Dari Ummi Salamah : Sesungguhnya ia
pernah bertanya kepada Nabi SAW, "Bolehkah seorang wanita shalat dengan memakai
baju kurung dan kerudung tanpa memakai kain bawah ?". Jawab
Nabi SAW, "(Boleh saja), apabila baju kurung itu panjang sehingga menutup bagian
luar kedua tapak kakinya".
[HR. Abu Dawud, dalam Nailul Authar juz 2, hal.
77].
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ جَرَّ ثَوْ بَهُ
خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللهُ اِلَيْهِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ، فَقَالَتْ اُمُّ
سَلَمَةَ. فَكَيْفَ يَصْنَعُ النّسَاءُ بِذُيُوْلِهِنَّ؟ قَالَ: يُرْخِيْنَ
شِبْرًا. فَقَالَتْ: اِذًا تَنْكَشِفَ اَقْدَامُهُنَّ. قَالَ: فَيُرْخِيْنَهُ
ذِرَاعًا لاَ يَزِدْنَ عَلَيْهِ. الترمذى
3: 137 رقم: 1785
Dari Ibnu Umar ia berkata Rasulullah
SAW bersabda, "Barangsiapa yang melabuhkan pakaiannya karena sombong, maka Allah
tidak akan melihat kepadanya pada hari qiyamat". 'Lalu Ummu Salamah bertanya,
"Lalu bagaimana para wanita itu harus berbuat terhadap ujung pakaiannya ?" Jawab Nabi SAW, "Turunkanlah sejengkal". Ummu
Salamah berkata, "Jika demikian masih terbuka kaki-kaki mereka". Nabi SAW
menjawab, "Hendaklah mereka menurunkannya sehasta, jangan lebih dari itu".
[HR. Tirmidzi juz 3, hal. 137, no. 1785]
Tentang sutrah
عَنْ اَبِىْ سَعِيْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا صَلَّى
اَحَدُكُمْ فَلْيُصَلّ اِلىَ سُتْرَةٍ وَلْيَدْنُ مِنْهَا. ابو داود
وابن ماجه فى نيل الاوطار3: 3
Dari Abu Sa'id, ia berkata :
Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seseorang di antara kalian shalat, maka
hendaklah shalat menghadap sutrah, dan hendaklah ia mendekat kepadanya".
[HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, dalam Nailul Authar juz 3, hal. 3]
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: كَانَ بَيْنَ مُصَلَّى رَسُوْلِ اللهِ ص
وَ بَيْنَ اْلجِدَارِ مَمَرُّ شَاةٍ. احمد و
البخارى و مسلم، فى نيل الاوطار 3: 4
Dari Sahl bin Sa'ad, ia berkata,
"Adalah jarak antara tempat shalat Rasulullah SAW dengan dinding kira-kira cukup
untuk berlalunya domba". [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam Nailul Authar
juz 3, hal. 4]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص ِانَّهُ قَالَ. اِذَا صَلَّى
اَحَدُكُمْ فَلْيَجْعَلْ تِلْقَاءَ
وَجْهِهِ شَيْئًا. فَإِنْ لَم ْ يَجِدْ فَلْيَنْصِبْ عَصًا. فَإِن لَمْ يَكُنْ
مَعَهُ عَصًا فَلْيَخُطَّ خَطًّا وَ لاَ يَضُرُّهُ مَا مَرَّ بَيْنَ
يَدَيْهِ. احمد وابو داود وابن ماجه، فى نيل الاوطار 3: 5
Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Apabila
seseorang di antara kalian shalat, hendaklah membuat sesuatu (sutrah)
didepannya, jika ia tidak mendapatkan, hendaklah menancapkan tongkat, dan jika
tidak ada tongkat, hendaklah membuat garis. Dan tidak mengapa
apa saja yang lewat didepannya". [HR.Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah,
dalam Nailul Authar juz 3, hal. 5]
Lewat didepan orang yang shalat
عَنِ ابْنِ عُمَرَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِذَا كَانَ اَحَدُكُمْ
يُصَلّى فَلاَ يَدَعْ اَحَدًا يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْهِ. فَإِنْ اَبَى
فَلْيُقَاتِلْهُ. فَإِنَّ مَعَهُ اْلقَرِيْنَ. احمد
ومسلم وابن ماجه، فى نيل الاوطار 3: 7
Dari Ibnu Umar, sesungguhnya Nabi SAW bersabda, "Apabila
seseorang di antara kalian sedang shalat, maka janganlah membiarkan orang lewat
di depannya, dan jika orang yang lewat itu nekad, maka perangilah dia, karena
bersamanya itu ada syetan" [HR. Ahmad, Muslim dan Ibnu Majah, dalam Nailul
Authar juz 3, hal. 7]
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ص يَقُوْلُ: اِذَا
صَلَّى اَحَدُكُمْ اِلَى شَيْءٍ يَسْتُرُهُ مِنَ النَّاسِ فَأَرَادَ اَحَدٌ اَنْ يَجْتَازَ بَيْنَ يَدَيْهِ
فَلْيَدْفَعْهُ. فَإِنْ اَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ. فَإِنَّمَا هُوَ
شَيْطَانٌ. الجماعة الا الترمذى و ابن ماجه، فى نيل الاوطار 3:
7
Dari Abu Sa'id, ia berkata : Saya
mendengar Nabi SAW bersabda, "Apabila seseorang dari kalian shalat menghadap
sesuatu yang membatasinya dari manusia, lalu ada seseorang yang hendak melintas
didepannya, maka hendaklah ia mencegahnya. Dan jika orang yang lewat itu nekad,
hendaklah ia perangi, karena dia itu adalah
syaithan" [HR. Jama'ah, kecuali Tirmidzi dan Ibnu Majah, dalam Nailul Authar
juz 3, hal. 7]
عَنِ عَبْدِ اللهِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّهُ قَالَ: اَقْبَلْتُ رَاكِبًا
عَلَى حِمَارٍ اَتَانِ وَاَنَا يَوْمَئِذٍ قَدْ نَاهَزْتُ اْلاِحْتِلاَمَ
وَرَسُوْلُ اللهِ ص يُصَلّى بِالنَّاسِ بِمِنًى اِلى غَيْرِ جِدَارٍ فَمَرَرْتُ
بَيْنَ يَدَيْ بَعْضِ الصَّفّ فَنَزَلْتُ وَ اَرْسَلْتُ اْلاَتَانَ تَرْتَعُ
وَدَخَلْتُ فِى الصَّفّ فَلَمْ يُنْكِرْ ذٰلِكَ عَلَيَّ اَحَدٌ. البخارى
1: 126
Dari Ibnu Abbas bahwasanya ia
berkata, "Aku baru datang dengan mengendarai seekor keledai betina, dan pada
waktu itu aku hampir mencapai usia baligh, pada waktu itu Rasulullah SAW, shalat
dengan orang banyak di Mina tanpa menghadap sebuah dinding, lalu aku lewat di
depan shaf, dan aku membiarkan keledai betina itu pergi mencari rumput. Lalu aku
masuk ke dalam barisan shalat, dan tak seorangpun yang melarang perbuatanku
itu". [HR. Bukhari juz 1, hal. 126]
عَنْ اَبِى النَّضْرِ مَوْلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ عَن بُسْرِ
بْن سَعِيْدٍ عَنْ اَبِى جُهَيْمٍ عَبْدِ اللهِ بْنِ اْلحَارِثِ بْنِ الصّمَّةِ
اْلاَنْصَارِىّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : لَوْ يَعْلَمُ
اْلمَارُّ بَيْنَ يَدَىِ
اْلمُصَلّى مَاذَا عَلَيْهِ لَكَانَ اَن يَقِفَ اَرْبَعِيْنَ خَيْرًا لَهُ مِنْ
اَنْ يَمُرَّ بَيْن يَدَيْهِ. قَالَ اَبُو النَّضْرِ لاَ أَدْرِى قَالَ
اَرْبَعِيْنَ يَوْمًا اَوْ شَهْرًا اَوْ سَنَةً. الجماعة،
فى نيل الاوطار 3: 8
Dari Abu Nadlri bekas budaknya 'Umar bin Ubaidillah dari Busr
bin Sa'id dari Abu Juhaim Abdullah bin Harits bin Shimmah Al-Anshariy, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda, "Seandainya orang
yang lewat didepan orang yang shalat itu mengetahui apa yang ada padanya (dari
dosa), sungguh ia berhenti selama empat puluh itu lebih baik baginya dari pada
ia lewat di depan orang yang sedang shalat. Abu Nadlri berkata, "Saya tidak tahu
beliau bersabda Empat puluh itu (yang dimaksud empat puluh) hari, atau
bulan atau tahun". [HR. Jama'ah, dalam Nailul Authar juz 3, hal. 8]
عَنْ عَوْنِ بْنِ اَبِى جُحَيْفَةَ قَالَ: سَمِعْتُ اَبِى قَالَ: خَرَجَ
عَلَيْنَا رَسُوْلُ اللهِ ص بِاْلهَاجِرَةِ فَاُتِيَ بِوَضُوْءٍ فَتَوَضَّأَ
فَصَلَّى بِنَا الظُّهْرَ وَ اْلعَصْرَ وَ بَيْنَ يَدَيْهِ عَنَزَةٌ وَ اْلمَرْأَةُ
وَاْلحِمَارُ يَمُرُّوْنَ مِنْ وَرَاءِهَا. البخارى
1: 127
Dari 'Aun bin Abu
Juhaifah, ia
berkata : Saya mendengar ayahku berkata, "Rasulullah
SAW mendatangi kami di siang hari, kemudian beliau diberi air untuk wudlu, lalu
beliau berwudlu dan mengimami kami shalat Dhuhur dan 'Ashar dengan sebuah
tongkat ditancapkan di depannya (sebagai sutrah), sedangkan wanita dan
keledai-keledai berlalu lalang disebaliknya". [HR. Bukhari juz 1, hal.
127]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar