عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ
تَبَاغَضُوْا وَ لاَ تَحَاسَدُوْا وَ لاَ تَدَابَرُوْا وَ كُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ
اِخْوَانًا. وَ لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ اَنْ يَهْجُرَ اَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثَةِ
اَيَّامٍ. البخارى
Dari
Anas bin Malik RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah
kalian saling membenci, jangan saling mendengki, jangan saling membelakangi, dan
jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Dan tidak
halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari”.
[HR. Bukhari juz 7, hal. 88]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اِيَّاكُمْ وَ الظَّنَّ
فَاِنَّ الظَّنَّ اَكْذَبُ اْلحَدِيْثِ وَ لاَ تَحَسَّسُوْا وَ لاَ تَجَسَّسُوْا وَ
لاَ تَحَاسَدُوْا وَ لاَ تَدَابَرُوْا وَ لاَ تَبَاغَضُوْا وَ كُوْنُوْا عِبَادَ
اللهِ اِخْوَانًا. البخارى
Dari
Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Jauhkanlah
kalian dari buruk sangka, karena sesungguhnya buruk sangka itu sedusta-dusta
(perkataan hati).
Dan janganlah kalian saling mencari-cari aib, janganlah saling
mencari-cari kesalahan, janganlah saling mendengki, janganlah saling
membelakangi, janganlah saling membenci, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah
yang bersaudara.
[HR. Bukhari juz 7, hal. 88]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تَحَاسَدُوْا
وَ لاَ تَنَاجَشُوْا وَ لاَ تَبَاغَضُوْا وَ لاَ تَدَابَرُوْا وَ لاَ يَبِعْ
بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ. وَ كُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ اِخْوَانًا.
اَلْمُسْلِمُ اَخُو اْلمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَ لاَ يَخْذُلُهُ، وَ لاَ
يَحْقِرُهُ ، اَلتَّقْوَى ههُنَا. وَ يُشِيْرُ اِلَى صَدْرِه ثَلاَثَ مَرَّاتٍ،
بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرّ اَنْ يَحْقِرَ اَخَاهُ اْلمُسْلِمَ. كُلُّ
اْلمُسْلِمِ عَلَى اْلمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَ مَالُهُ وَ عِرْضُهُ. مسلم
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
"Janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling bersaing yang tidak sehat,
janganlah saling membenci, janganlah saling membelakangi, janganlah seseorang
diantara kalian menawar tawaran orang lain, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah
yang bersaudara. Orang Islam itu saudaranya orang Islam yang lain. Tidak boleh
berlaku dhalim kepadanya, tidak boleh membiarkannya (dengan tidak mau
menolongnya), dan tidak boleh menghinakannya. Taqwa itu di
sini". Beliau sambil mengisyaratkan ke dadanya, tiga kali. "Cukuplah seseorang itu berbuat jahat apabila ia merendahkan
saudaranya orang Islam. Setiap orang Islam terhadap orang Islam yang lain
adalah haram darahnya, harta bendanya dan kehormatannya.
[HR. Muslim juz 4, hal. 1986]
عَنِ الزُّبَيْرِ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: دَبَّ اِلَيْكُمْ
دَاءُ اْلاُمَمِ قَبْلَكُمْ. اَلْحَسَدُ وَ اْلبَغْضَاءُ. وَ اْلبَغْضَاءُ هِيَ
اْلحَالِقَةُ. اَمَّا اِنّى لاَ اَقُوْلُ تَحْلِقُ الشَّعَرَ وَ لكِنْ تَحْلِقُ
الدّيْنَ. البزار باسناد جيد و البيهقى، فى الترغيب و الترهيب
Dari
Zubair RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda, “Akan
menjalar kepadamu penyakitnya ummat-ummat sebelummu, yaitu dengki dan kebencian
yang sangat. Dan kebencian yang sangat itu adalah
pencukur. Adapun saya tidak mengatakan mencukur rambut, tetapi mencukur
agama”.
[HR.
Al-Bazzar dengan sanad yang baik, dan Baihaqi, dalam Targhib wat Tarhib juz 3,
hal. 548]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِيَّاكُمْ وَ
اْلحَسَدَ، فَاِنَّ اْلحَسَدَ يَأْكُلُ اْلحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ
اْلحَطَبَ، اَوْ قَالَ: اْلعُشْبَ. ابو داود، ضعيف لانه فى اسناده جد ابراهيم بن ابى اسيد و هو
مجهول
Dari
Abu Hurairah bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Hati-hatilah
kalian terhadap dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan kebaikan
sebagaimana api memakan kayu bakar”,
atau beliau bersabda, “(memakan)
rumput”.
[HR. Abu Dawud juz 4, hal. 276, no. 4903, dla’if
karena dalam sanadnya ada kakeknya Ibrahim bin Abu
Usaid,
ia
majhul]
عَنْ اَنَسٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَلْحَسَدُ يَأْكُلُ
اْلحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ اْلحَطَبَ. وَ الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ
اْلخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ اْلمَاءُ النَّارَ. وَ الصَّلاَةُ نُوْرُ اْلمُؤْمِنِ
وَ الصّيَامُ جُنَّةٌ مِنَ النَّارِ. ابن ماجه، ضعيف لان فى اسناده عيسى بن ابى عيسى
Dari
Anas RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda, "Dengki itu bisa memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.
Shadaqah itu bisa menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api, shalat itu adalah cahayanya orang mukmin dan puasa itu
adalah perisai (bisa menjauhkan) dari neraka".
[HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1408, dlaif, karena di dalam sanadnya ada
‘Isa
bin Abu ‘Isa]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ اْلعَاصِ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص
اَنَّهُ قَالَ: اِذَا فُتِحَتْ عَلَيْكُمْ فَارِسُ وَ الرُّوْمُ، اَيُّ قَوْمٍ
اَنْتُمْ؟ قَالَ عَبْدُ الرَّحْمنِ بْنُ عَوْفٍ: نَقُوْلُ كَمَا اَمَرَنَا اللهُ.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَوْ غَيْرُ ذلِكَ. تَتَنَافَسُوْنَ، ثُمَّ
تَتَحَاسَدُوْنَ ثُمَّ تَتَدَابَرُوْنَ ثُمَّ تَتَبَاغَضُوْنَ اَوْ نَحْوَ ذلِكَ.
ثُمَّ تَنْطَلِقُوْنَ فِى مَسَاكِيْنِ اْلمهَاجِرِيْنَ، فَتَجْعَلُوْنَ بَعْضَهُمْ
عَلَى رِقَابِ بَعْضٍ. مسلم
Dari
‘Abdullah
bin ‘Amr
bin Al-‘Aash
dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Apabila
telah dibukakan untuk kalian negeri
Persia
dan Romawi, bagaimana nanti keadaan kalian
?”.
‘Abdur
Rahman bin ‘Auf
berkata, “Kami
akan mengatakan apa yang telah Allah perintahkan kepada kami”.
Rasulullah SAW bersabda, “Atau
tidak seperti itu ?. Kalian saling bersaing, lalu
saling mendengki, lalu saling membelakangi, lalu saling membenci atau seperti
itu, kemudian kalian pergi kepada orang muhajirin yang miskin-miskin, lalu
kalian menjadikan sebagian mereka pemimpin bagi sebagian yang
lain”.
[HR. Muslim juz 4, hal. 2274]
عَنْ اَبِى مَالِكِ اْلاَشْعَرِيّ اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ ص
يَقُوْلُ: لاَ اَخَافُ عَلَى اُمَّتِى اِلاَّ ثَلاَثَ خِلاَلٍ، اَنْ يَكْثُرَ
لَهُمْ مِنَ اْلمَالِ فَيَتَحَاسَدُوْنَ فَيَقْتَتِلُوْا، وَ اَنْ يُفْتَحَ لَهُمُ
اْلكُتُبُ يَأْخُذُ اْلمُؤْمِنُ يَبْتَغِى تَأْوِيْلَهُ، وَلَيْسَ يَعْلَمُ
تَأْوِيْلَهُ اِلاَّ اللهُ، وَ الرَّاسِخُوْنَ فِى اْلعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ امَنَّا
بِه كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبّنَا، وَ مَا يَذَّكَّرُ اِلاَّ اُولُوا اْلاَلْبَابِ، وَ
اَنْ يَرَوْا ذَا عِلْمِهِمْ فَيُضَيّعُوْهُ وَ لاَ يُبَالُوْنَ
عَلَيْهِ. الطبرانى
Dari
Abu Malik Al-Asy’ariy
bahwsanya ia mendengar Rasulullah SAW bersabda,
“Aku
tidak mengkhawatirkan terhadap ummatku kecuali dari tiga perkara. Banyak harta
pada mereka, lalu mereka saling mendengki kemudian saling bunuh-membunuh. Dan
mereka dibukakan Kitab, lalu menjadikan orang mukmin mencari-cari
ta’wilnya,
padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya
kecuali Allah, dan orang-orang yang mendalam ilmunya mengatakan,
“Kami
beriman kepadanya, semua itu dari Tuhan kami”.
Dan tidaklah mengambil pelajaran (padanya) kecuali orang-orang
yang mempunyai akal. Dan mereka memandang orang yang
mempunyai ilmu lalu menyia-nyiakannya dan tidak mempedulikannya”.
[HR. Thabraniy juz 3, hal. 292, no. 3442]
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض قَالَ: كُنَّا جُلُوْسًا مَعَ رَسُوْلِ
اللهِ ص فَقَالَ: يَطْلُعُ عَلَيْكُمُ اْلآنَ رَجُلٌ مِنْ اَهْلِ اْلجَنَّةِ.
فَطَلَعَ رَجُلٌ مِنَ اْلاَنْصَارِ تَنْطُفُ لِحْيَتُهُ مِنْ وَضُوْئِهِ قَدْ
تَعَلَّقَ نَعْلَيْهِ بِيَدِهِ الشّمَالِ. فَلَمَّا كَانَ اْلغَدُ قَالَ النَّبِيُّ
ص مِثْلَ ذلِكَ، فَطَلَعَ ذلِكَ الرَّجُلُ مِثْلَ اْلمَرَّةِ اْلاُوْلَى، فَلَمَّا
كَانَ اْليَوْمُ الثَّالِثُ قَالَ النَّبِيُّ ص مِثْلَ مَقَالَتِهِ اَيْضًا،
فَطَلَعَ ذلِكَ الرَّجُلُ عَلَى مِثْلِ حَالِهِ اْلاُوْلَى، فَلَمَّا قَامَ
النَّبِيُّ ص تَبِعَهُ عَبْدُ اللهِ بْنُ عَمْرٍو بْنِ اْلعَاصِ، فَقَالَ: اِنّى
لاَحَيْتُ اَبِى، فَأَقْسَمْتُ اَنْ لاَ اَدْخُلَ عَلَيْهِ ثَلاَثًا، فَاِنْ
رَاَيْتَ اَنْ تُؤْوِيَنِى اِلَيْكَ حَتَّى تَمْضِيَ فَعَلْتَ: قَالَ: نَعَمْ.
قَالَ اَنَسٌ: وَكَانَ عَبْدُ اللهِ يُحَدّثُ اَنَّهُ بَاتَ مَعَهُ تِلْكَ
اللَّيَالِيَ الثَّلاَثَ فَلَمْ يَرَهُ يَقُوْمُ مِنَ اللَّيْلِ شَيْئًا غَيْرَ
اَنَّهُ اِذَا تَعَارَّ تَقَلَّبَ عَلَى فِرَاشِهِ ذَكَرَ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ، وَ
كَبَّرَ حَتَّى يَقُوْمَ لِصَلاَةِ اْلفَجْرِ. قَالَ عَبْدُ اللهِ: غَيْرَ اَنّى
لَمْ اَسْمَعْهُ يَقُوْلُ اِلاَّ خَيْرًا، فَلَمَّا مَضَتِ الثَّلاَثُ لَيَالٍ، وَ
كِدْتُ اَنْ اَحْتَقِرَ عَمَلَهُ قُلْتُ: يَا عَبْدَ اللهِ اِنّى لَمْ يَكُنْ
بَيْنِى وَ بَيْنَ اَبِى غَضَبٌ وَ لاَ هُجْرَةٌ، وَ لكِنْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ
ص يَقُوْلُ لَكَ ثَلاَثَ مِرَارٍ: يَطْلُعُ عَلَيْكُمْ اْلآنَ رَجُلٌ مِنْ اَهْلِ
اْلجَنَّةِ، فَطَلَعْتَ اَنْتَ الثَّلاَثَ مِرَارٍ، فَاَرَدْتُ اَنْ آوِيَ
اِلَيْكَ، ِلاَنْظُرَ مَا عَمَلُكَ، فَأَقْتَدِيَ بِهِ، فَلَمْ اَرَكَ تَعْمَلُ
كَثِيْرَ عَمَلٍ، فَمَا الَّذِى بَلَغَ بِكَ مَا قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص؟ فَقَالَ:
مَا هُوَ اِلاَّ مَا رَأَيْتَ. فَلَمَّا وَلَّيْتُ دَعَانِى فَقَالَ: مَا هُوَ
اِلاَّ مَا رَأَيْتَ غَيْرَ اَنّى لاَ اَجِدُ فِى نَفْسِى ِلاَحَدٍ مِنَ
اْلمُسْلِمِيْنَ غِشًّا وَ لاَ اَحْسُدُ اَحَدًا عَلَى خَيْرٍ اَعْطَاهُ اللهُ
اِيَّاهُ. فَقَالَ عَبْدُ اللِه: هذِهِ الَّتِى بَلَغَتْ بِكَ وَ هِيَ الَّتِيْ لاَ
نُطِيْقُ. احمد
Dari
Anas bin Malik RA, ia berkata : Dahulu ketika kami
sedang duduk bersama Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Sekarang akan muncul
ditengah-tengah kalian seorang laki-laki ahli surga". Lalu muncullah seorang
laki-laki dari kaum Anshar yang dari jenggotnya masih menetes air wudlunya
sambil menenteng dua sandalnya dengan tangan kirinya. Kemudian pada hari
berikutnya Nabi SAW bersabda seperti itu lagi, lalu muncul orang laki-laki itu
lagi seperti pada kali yang pertama. Kemudian pada hari yang ketiga, Nabi SAW
bersabda seperti sabdanya itu lagi, lalu muncullah orang laki-laki itu lagi
seperti keadaannya yang semula. Maka setelah Nabi SAW bangkit, Abdullah bin 'Amr
bin Al-‘Aash
lalu mengikuti orang tersebut dan berkata, "Sesungguhnya aku sedang berselisih
dengan ayahku,lalu aku bersumpah tidak akan datang padanya selama tiga hari,
maka jika engkau bisa memberikan tempat kepadaku, aku akan ikut kamu singgah di
rumahmu dan kamupun bisa melakukan kegiatanmu seperti biasa". Orang tersebut menjawab, "Ya, boleh". Anas berkata, "Maka
adalah Abdullah bin 'Amr menceritakan bahwa ia bermalam bersama orang laki-laki
tersebut selama tiga malam, maka iapun tidak melihatnya bangun shalat malam,
hanya saja apabila ia terbangun dari tidurnya, berbolak-balik pada tempat
tidurnya selalu menyebut Allah 'Azza wa Jalla dan
bertakbir, hingga datang waktu shalat Shubuh. Abdullah (bin
'Amr) berkata, "Hanya saja aku tidak pernah mendengarnya ia berkata kecuali
kebaikan. Maka setelah berlalu tiga malam itu dan hampir-hampir aku
meremehkan amalan orang tersebut, lalu aku berkata, "Wahai hamba Allah,
sesungguhnya antara ku dan antara ayahku tidak ada kemarahan dan tidak pula
pemutusan hubungan, akan tetapi karena aku mendengar Rasulullah SAW bersabda
tertuju kepadamu sampai tiga kali (yaitu), "Sekarang akan muncul ditengah-tengah
kalian seorang laki-laki ahli surga", lalu engkau muncul pula tiga kali. Maka
aku ingin singgah dirumahmu supaya aku bisa melihat amalanmu sehingga aku bisa
mencontohnya, tetapi aku tidak melihat engkau mengamalkan banyak amalan, lalu
apa yang menyebabkan kamu sampai Rasulullah SAW bersabda demikian ?" Orang laki-laki tersebut menjawab : "Tidak ada itu semua kecuali apa yang engkau telah
melihatnya". Maka setelah aku berpaling akan pulang, dia memanggilku lalu berkata : "Tidak ada itu semua kecuali apa yang engkau telah
melihatnya. Hanya saja tidak ada pada diriku perasaan dendam kepada seorangpun
dari kaum Muslimin, dan tidak ada pula perasaan dengki pada diriku kepada
seorangpun atas kebaikan yang Allah berikan kepadanya". Berkata Abdullah (bin 'Amr)
: "Inilah yang menyebabkan (kelebihan) kamu, dan itulah yang kami tidak
mampu melakukannya".
[HR. Ahmad, juz 3, hal. 166]
عَنْ اَوْسَطِ بْنِ اِسْمَاعِيْلَ اْلبَجَلِيّ اَنَّهُ سَمِعَ اَبَا
بَكْرٍ حِيْنَ قُبِضَ النَّبِيُّ ص يَقُوْلُ: قَامَ رَسُوْلُ اللهِ ص فِى مَقَامِى
هذَا عَامَ اْلاَوَّلِ (ثُمَّ بَكَى اَبُوْ بَكْرٍ) ثُمَّ قَالَ: عَلَيْكُمْ
بِالصّدْقِ فَاِنَّهُ مَعَ اْلبِرّ وَ هُمَا فِى اْلجَنَّةِ. وَ اِيَّاكُمْ وَ
اْلكَذِبَ فَاِنَّهُ مَعَ اْلفُجُوْرِ وَ هُمَا فِى النَّارِ. وَسَلُوا اللهَ
اْلمُعَافَاةَ فَاِنَّهُ لَمْ يُؤْتَ اَحَدٌ بَعْدَ اْليَقِيْنِ خَيْرًا مِنَ
اْلمُعَافَاةِ وَ لاَ تَحَاسَدُوْا وَ لاَ تَبَاغَضُوْا وَ لاَ تَقَاطَعُوْا وَ لاَ
تَدَابَرُوْا وَ كُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ اِخْوَانًا. ابن ماجه
Dari
Ausath bin Isma’il
Al-Bajaliy bahwasanya ia mendengar Abu Bakar ketika Nabi SAW wafat, ia berkata : Rasulullah SAW pernah berdiri di tempatku ini pada
tahun pertama, (kemudian Abu Bakar menangis), kemudian beliau bersabda,
“Wajib
atas kalian belaku jujur, karena sesungguhnya jujur itu bersama kebajikan, dan
keduanya di surga. Dan jauhkanlah diri kalian dari berdusta, karena dusta itu
bersama kedurhakaan, dan keduanya di neraka. Mohonlah ‘afiyat
(kesehatan) kepada Allah, karena sesungguhnya sesudah seseorang diberi
keyaqinan, tidak ada pemberian yang lebih baik daripada kesehatan. Dan
janganlah saling mendengki, jangan saling membenci, jangan saling memutuskan
hubungan, jangan saling membelakangi, dan jadilah hamba-hamba Allah yang
bersaudara”.
[HR.
Ibnu Majah juz 2, hal. 1265, no. 3849]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: لَيْسَ مِنّى
ذُوْ حَسَدٍ وَ لاَ نَمِيْمَةٍ وَ لاَ كَهَانَةٍ وَ لاَ اَنَا مِنْهُ. ثُمَّ تَلاَ
رَسُوْلُ اللهِ ص: وَ الَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ وَ اْلمُؤْمِنَاتِ
بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوْا فَقَدِ احْتَمَلُوْا بُهْتَانًا وَّ اِثْمًا
مُّبِيْنًا. الطبرانى، فى الترغيب و الترهيب
Dari
Abdullah bin Busr RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Bukan dari golonganku
orang yang dengki, namimah (adu-adu) dan orang yang percaya kepada dukun, dan
saya bukan pula dari golongannya". Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat (yang
artinya) : Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang
Mukmin dan Mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya
mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.
(QS. Al-Ahzab : 58). [HR. Thabrani, dalam Tarhib wat
Tarhib, juz 3, hal. 547]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar